KabarBaik.co – Gedung Olahraga (GOR) yang terdapat di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro, ambruk di bagian pagar depan bangunan. Padahal, bangunan yang diperuntukkan untuk menunjang bakat olahraga warga Kecamatan Kedungadem itu baru bulan ini diresmikan Pj Bupati Bojonegoro, Adrianto.
Ambruknya pagar GOR Kedungadem Bojonegoro itu terjadi setelah Minggu (22/12) terjadi hujan deras yang disertai angin kencang di hampir seluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro. Ambruknya pagar GOR tersebut baru diketahui warga pada sore harinya. “Kita baru menerima laporan kemarin sore dan memang pagar depan GOR ambruk usai di daerah kami terjadi hujan lebat,” ujar Hari Agus, kepala Desa Sidomulyo, Senin (23/12).
Menurut Hari, saat pembangunan GOR, pihak kontraktor maupun Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bojonegoro, tidak pernah berkomunikasi dengan pihak pemerintah desa. “Sejak dibangun sampai sekarang pihak dinas tidak pernah berkomunikasi dengan kami (pemdes), sehingga kita tidak bisa memberitahukan bahwa arus sungai di depan bangunan GOR deras atau tidak mereka tidak tahu,” jelas Hari.
Data di halaman Layanan Pengadaan Secara Eloektronik (LPSE) Bojonegoro menyebutkan bahwa di tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Pemuda Dan Olahraga (Dinpora) telah menganggarkan pembangunan GOR Kedungadem sebesar Rp 2,1 miliar dengan sistem lelang yang dimenangkan CV Devissa Utama yang beralamat di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro.
Sementara, di tahun 2024 ini, Dinpora Kabupaten Bojonegoro kembali melakukan lelang terbuka dalam pembangunan GOR Kedungadem. Dari data LPSE Bojonegoro menyebutkan pembangunan GOR Kedungadem dimenangkan CV Mulya Jaya Prima yang beralamat di Jalan Melati Wisma Indah Timur Ledak Kulon dengan nilai kontrak Rp 1,5 miliar.
Menanggapi hal tersebut, Sukur Prianto selaku Wakil Komisi D DPRD Bojonegoro mempertanyakan kualitas fisik bangunan GOR Kedungadem. Menurutnya, akan sangat aneh untuk bangunan yang baru diresmikan sudah mengalami kerusakan cukup parah. “Baru diresmikan kok sudah roboh, besar kemungkinan kontruksi tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB),” cetus Sukur.
Menurut Sukur, setiap bangunan yang dibangun oleh pemerintah harus memiliki perencanaan yang matang dengan melihat lokasi, sehingga bangunan yang bersumber dari uang rakyat tersebut memiliki nilai manfaat bagi masyarakat. Selain itu, pihaknya juga mempertanyakan tenaga teknis yang terdapat di tubuh Dinpora.
“Kalau seperti ini wajarkan kalau banyak warga yang mempertanyakan kualitas bangunan, Dinpora harus bertanggung jawab soal ini, dan setahu saya di Dinpora tidak ada tenaga teknis. Besok kita akan cek kelokasi dan melihat kontruksi bangunanya,” tegas Sukur.
Sementara itu, pihak Dinpora Kabupaten Bojonegoro belum bisa diklarifikasi terkait ambruknya pagar GOR Kedungadem Bojonegoro. (*)