KabarBaik.co – Sebanyak 95 peserta meramaikan Batu Bisnis Festival 2024 yang diselenggarakan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu.
Perhelatan pameran potensi unggulan dari beberapa daerah di Jawa Timur ini digelar mulai 28 Mei hingga 1 Juni 2024.
Kepala Disparta Kota Batu Arif As Siddiq mengatakan, event Batu Bisnis Festival 2024 ini masuk dalam agenda pariwisata 2024.
Hasilnya pun cukup menggembirakan. Dibukanya ajang unjuk potensi daerah ini ternyata antusias masyarakat begitu tinggi.
“Ini diikuti oleh 95 peserta dari beberapa daerah di Jawa Timur juga dari Kementerian Koperasi,” terangnya, saat meninjau Batu Bisnis Festival 2024, di parkir Timur Balaikota Among Tani, Kota Batu, Rabu (29/5).
Bagaimana cara menunjukkan eksistensi potensi daerah, seperti batik khas Kota Batu. Arif menjelaskan, salah satunya adalah dengan gelaran pameran Batu Bisnis Festival 2024.
“Yang jelas, kita terus eksis menggali dengan promosi wisata, ekonomi kreatif. Maka, kita berharap kunjungan wisata meningkat dengan kegiatan ini. Dengan target, hasil karya inovatif ini bisa lebih dikenal,” tegas Arif.
Sementara itu, Koordinator Batik Tulis dan Batik Tempe Desa Beji Tri Nurhayati menyampaikan, dengan gelaran Batu Bisnis Festival 2024 ini memang diharapkan hasil karya daerahnya bisa lebih dikenal lagi.
“Jadi, pengrajin Batik Tulis maupun Batik Cap atau Batik Tempe adalah Ibu-ibu PKK dari setiap RW di desa,” jelasnya.
Terkait dengan pemasaran, ia mengatakan, peminatnya relatif dari pegawai pemerintah. Soal harga memang berbeda.
Di mana, untuk pengerjaan batik tulis sampai satu minggu lebih. Sedangkan, batik cap atau batik tempe hanya makan waktu beberapa jam saja.
“Untuk penjualan, batik tulis harganya Rp 250 ribu per lembar kain. Terus Batik Cap Rp 180 ribu. Dan, ini yang mengerjakan ibu-ibu PKK di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Tahun 2022 lalu pernah mendapatkan penghasilan Rp 8 juta,” urainya.
Di tempat yang sama, Pengrajin Batik Kembang Tanjung Kelurahan Ngaglik Dwi Indriani mengatakan, dasar dari pembuatan batik tersebut adalah teknik ECO Print dengan pewarna alam dan lipat jumput yang dipadukan. Sehingga, memiliki ciri khas berbeda.
Untuk saat ini, yang mengerjakan batik ini adalah ibu-ibu setempat yang berjumlah lima pengrajin.
“Ukuran per lembar kain batik 2,15 meter kali 1,10 meter, tergantung dari bahannya. Bahan krayon Rp 250 ribu. Bahan, Primisima Rp 375 ribu. Tetapi, kalau bahan sutra per lembar harganya Rp 650 ribu,” paparnya.
Bahkan, ia menjelaskan, bahwa batik hasil karyanya tersebut pernah hingga manca negara di Australia. Tidak hanya itu, saat Disparta mengadakan pameran di Korea. Batik Kembang Tanjung diperkenalkan di negara tersebut.
“Tentunya, kami berharap dengan event Batu Bisnis Festival 2024 ini, hasil karya Ibu-ibu bisa dikenal lebih jauh. Apalagi masyarakat Kota Batu sendiri. Dan, yang jelas membawa nama baik Kota Batu,” tegasnya. (*/adv)






