KabarBaik.co – Kisah inspiratif datang dari pasangan suami istri asal Kota Batu, Muhammad Said, 86, dan Kasiatun, 82. Penjual es campur di pinggir jalan ini akhirnya berhasil mewujudkan impian mereka untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, Mekah, pada tahun ini.
Selama lebih dari 70 tahun, Mbah Said sapaan akrab Muhammad Said, setia berjualan es campur di Gang Kauman, Kelurahan Sisir, tepat di samping Masjid Agung An-Nur Kota Batu. Usaha yang ia tekuni sejak usia 16 tahun itu kini membuahkan hasil manis.
“Saya ya bekerja cuma ini, menabung Rp 30 ribu, kadang Rp 50 ribu sehari,” ujar Mbah Said saat ditemui, Minggu (11/5).
Mbah Said dan istrinya telah terdaftar sebagai calon jemaah haji sejak 2019 silam. Keduanya tergabung dalam kloter 81 bersama jemaah lain dari Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang. Mereka dijadwalkan masuk Asrama Haji Embarkasi Surabaya pada 24 Mei 2025 dan berangkat ke Mekah keesokan harinya.
Menariknya, di usianya yang telah senja, Mbah Said masih tampak bugar dan tetap aktif melayani pelanggan. Dengan tangan yang mulai gemetar, ia tetap berdiri di balik gerobaknya, menyajikan es campur khas racikannya yang terkenal dengan kombinasi ketan hitam dan tape.
“Saya jualan mulai umur 16 tahun, waktu itu masih berharga Rp 60 sen satu mangkok. Sekarang Rp 6 ribu,” terangnya.
Pasangan lansia ini tinggal di Jalan Panglima Sudirman, Gang 4, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu. Dari hasil berjualan, Mbah Said tak hanya mampu bertahan hidup, tetapi juga berhasil menyekolahkan dua anaknya hingga ke perguruan tinggi, serta membesarkan lima cucu dan enam buyut.
Untuk menjaga kebugaran fisik menjelang keberangkatan haji, ia dan istrinya rutin berjalan kaki setiap pagi di sekitar rumah. Semangat hidupnya tak lepas dari dukungan keluarga dan pelanggan yang setia menikmati es campurnya.
Mbah Said bercerita, awal mula berjualan dilakukan setelah ia mendapat modal Rp 1.000 dari orang tuanya. Uang itu digunakan untuk membeli bahan dan berjualan pecah belah, sebelum akhirnya beralih ke es campur. “Pindah ke lokasi ini sejak tahun 1985. Dulu masih sepi, tapi sekarang Alhamdulillah ramai sejak Batu jadi kota wisata,” tambahnya.
Meski Kota Batu dikenal berhawa dingin, es campur Mbah Said tetap digemari. Ia mengatakan, kombinasi bahan yang digunakan membuat es campur racikannya terasa hangat di tubuh. “Dengan kombinasi ketan hitam dan tape, membuat tubuh sedikit hangat saat menikmati es campur ini,” jelasnya.
Kisah Mbah Said menjadi bukti bahwa kerja keras, kesabaran, dan ketekunan bisa membawa seseorang pada impian besar, bahkan di usia yang tak lagi muda. (*)