BI Jatim Soroti Arah Baru Investasi Manufaktur di Jawa, Dorong Ekonomi Hijau dan Vokasi 2025

oleh -123 Dilihat
IMG 20251105 WA0020
Kegiatan ini menjadi platform strategis untuk memperkuat sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah pusat dan daerah, akademisi, serta para pelaku industri.

KabarBaik.co – Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) memublikasikan peta jalan strategis untuk memperkuat pondasi ekonomi Jawa melalui peningkatan investasi sektor manufaktur.

Bertempat di Surabaya, peluncuran buku kajian bertema Strategi Peningkatan Investasi Sektor Manufaktur untuk Mendukung Pertumbuhan Berkelanjutan di Wilayah Jawa ini menjadi puncak rangkaian acara Java Regional Economics Forum (JREF) Tahun 2025.

Kajian ini bertujuan menjembatani antara temuan akademik berbasis data dengan kebutuhan perumusan kebijakan publik yang riil. Kegiatan ini juga menjadi platform strategis untuk memperkuat sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah pusat dan daerah, akademisi, serta para pelaku industri.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Ibrahim, menegaskan bahwa Pulau Jawa merupakan wilayah dengan Indeks Daya Saing Investasi dan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tergolong tinggi. Sektor manufaktur menjadi kunci utama perekonomian, menyumbang 27,85 persen terhadap PDB wilayah Jawa dan menyerap hingga 34,31 persen dari total tenaga kerja.

“Untuk memastikan momentum pertumbuhan ini berkelanjutan, Bank Indonesia se-Jawa secara intensif melaksanakan program promosi investasi, mulai dari investment dialogue hingga investment forum. Kami berupaya menjaga agar iklim investasi tetap kondusif dan menarik,” jelas Ibrahim, Rabu (5/11).

​Dandi Wirustyastuko, Analis Kebijakan Ahli Madya dari Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Ekonomi dan Proyek Strategis Kemenko Perekonomian, menambahkan bahwa penguatan investasi harus diiringi dengan optimalisasi konektivitas dan infrastruktur kawasan ekonomi. Hal ini vital untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok nasional.

Di sisi kualitas tenaga kerja, Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Nila Kumalasari, menekankan pentingnya penguatan kompetensi SDM. Menurutnya, program vokasi dan pelatihan yang berorientasi pada kebutuhan industri menjadi jawaban untuk menarik investasi berkelanjutan dan berdaya saing, terutama dalam menghadapi tantangan transformasi digital.

Sejalan dengan arahan tersebut, Dr. Ir. Riyanto, M.Si., Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), memaparkan hasil kajian yang menyoroti potensi besar investasi hijau (green investment).

“Transisi menuju industri berkelanjutan dan investasi hijau berpotensi besar menekan biaya produksi melalui efisiensi energi, sekaligus membuka peluang ekspor yang lebih luas untuk produk-produk ramah lingkungan,” papar Riyanto.

Ia menekankan bahwa percepatan transisi ini memerlukan kolaborasi lintas sektor yang kuat serta insentif kebijakan yang tepat.

​Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Tri Yanuarti, menutup diskusi dengan memaparkan kebijakan strategis BI dalam mendukung investasi produktif. Bank Sentral berupaya memperkuat peran intermediasi sektor keuangan untuk pembiayaan investasi, termasuk pengembangan ekosistem pembiayaan hijau.

“Bank Indonesia memainkan peran strategis dalam menyediakan informasi kredibel, mendorong transparansi kebijakan, dan menjembatani komunikasi antara pemerintah, pasar, dan investor melalui program seperti IRU-RIRU-GIRU. Ini bukan hanya untuk meningkatkan minat investasi, tetapi juga untuk mendukung stabilitas ekonomi jangka panjang melalui koordinasi yang baik,” ujar Tri Yanuarti.

Dari seluruh rangkaian diseminasi, kajian ini menghasilkan empat rekomendasi utama yang dapat memperkokoh daya saing industri Pulau Jawa sebagai fondasi utama pertumbuhan ekonomi nasional:

Penguatan Koordinasi lintas sektor dalam pengembangan kawasan industri dan hilirisasi komoditas unggulan.

Percepatan Investasi Hijau melalui insentif kebijakan dan inovasi teknologi.

Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja lewat program vokasi dan digitalisasi manufaktur.

Perluasan Akses Pembiayaan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagai bagian integral dari rantai pasok manufaktur.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.