KabarBaik.co – Kenaikan biaya pendidikan menjadi pendorong utama laju inflasi di Kabupaten Gresik sepanjang Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gresik mencatat, inflasi bulanan (month-to-month) mencapai 0,30 persen, dengan andil terbesar berasal dari kelompok pendidikan yang menyumbang 0,22 persen terhadap inflasi tersebut.
Secara tahunan, inflasi (year-on-year) di Gresik berada di angka 1,93 persen, sedangkan inflasi tahun kalender (year-to-date) sebesar 1,25 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) pun menembus 107,06 pada Juli 2025.
“Pada Juli 2025, inflasi di Gresik secara y-on-y tercatat sebesar 1,93 persen, yang menunjukkan adanya kenaikan harga secara umum dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Indriya Purwaningsih, kepala BPS Kabupaten Gresik, dalam konferensi pers rilis IHK dan TPK di kantornya.
Inflasi bulan ini tidak datang dari dapur semata. Lonjakan biaya masuk sekolah menjadi penyulut utama. Dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah, serta biaya bimbingan belajar, semua mengalami peningkatan signifikan menjelang tahun ajaran baru.
Dalam catatan BPS, kelompok pendidikan mencatat andil terbesar terhadap inflasi Juli, disusul kelompok perumahan dan transportasi. Sedangkan untuk inflasi tahunan, pemicu utamanya berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang secara konsisten mendongkrak angka IHK.
Kelompok lain yang ikut mendorong inflasi tahunan antara lain pakaian dan alas kaki, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kesehatan, serta transportasi. Meski demikian, tidak semua sektor mengalami kenaikan harga. Tercatat dua kelompok mengalami deflasi: perlengkapan rumah tangga serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Di tengah tekanan harga kebutuhan pokok dan pendidikan, geliat positif datang dari sektor pariwisata. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Kabupaten Gresik pada Juni 2025 naik menjadi 51,38 persen, meningkat 1,35 poin dibanding bulan sebelumnya. “Peningkatan TPK pada bulan Juni ini menunjukkan pemulihan dan pertumbuhan positif di sektor pariwisata Gresik,” jelas Indriya.
Data BPS juga mengungkap, Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) stabil di angka 1,73 hari. Tamu asing tercatat menginap lebih lama di hotel berbintang, dengan rata-rata 6,56 hari, sementara tamu domestik bertahan sekitar 1,68 hari di hotel berbintang dan 1,63 hari di hotel non-bintang.
Meski inflasi tahunan masih tergolong moderat di bawah 2 persen, tren kenaikan biaya pendidikan menjelang tahun ajaran baru patut menjadi perhatian. Jika tidak diimbangi dengan pengendalian harga sektor lain dan perlindungan bagi kelompok berpenghasilan rendah, daya beli masyarakat bisa tergerus.
Sementara geliat di sektor penginapan menjadi harapan baru. Peningkatan TPK dan RLMT bisa menjadi titik tolak pemulihan ekonomi lokal, khususnya bagi pelaku UMKM yang bertumpu pada sektor pariwisata dan jasa pendukung. (*)
