Bom Tidak Pernah Membawa Damai: Seruan Global Hentikan Perang Iran–Israel

oleh -417 Dilihat
IRAN VS ISAREL

KabarBaik.co- Perang besar di Timur Tengah, Iran dan Israel, pecah sejak Jumat (13/6) lalu. Konflik ini meletus setelah militer Israel melancarkan agresi berskala besar terhadap sejumlah situs strategis milik Iran. Termasuk fasilitas nuklir. Operasi militer itupun memicu respons balasan dari Iran. Kini, dunia pun tengah waswas. Sejumlah kawasan berada di ambang krisis yang lebih luas.

Dari informasi yang dihimpun KabarBaik.co, konflik dimulai ketika Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran yang dinamakan Operation Rising Lion ke berbagai fasilitas penting di Iran. Target utamanya mencakup fasilitas nuklir di Natanz dan Isfahan, serta markas militer Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

Iran membalas. Mereka meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone ke situs-situs militer dan kota-kota besar di Israel dalam operasi bernama True Promise III Operation. Salah satu serangan Iran bahkan menghantam markas pertahanan utama Israel, yang disebut sebagai Pentagon-nya negara tersebut.

Serangan Israel ini dipicu oleh laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang menyebut bahwa Iran telah melanggar perjanjian non-proliferasi nuklir, serta kegagalan negosiasi antara Teheran dan Washington. Israel menyatakan serangan yang dilakukannya itu merupakan langkah preemptif untuk menggagalkan ambisi nuklir Iran.

Iran diketahui telah memperkaya Uranium hingga 60 persen. Hanya selangkah lagi menuju 90 persen yang dibutuhkan untuk senjata nuklir. Percepatan program ini dijadikan alasan bagi Israel untuk menyerang. Dalihnya, mencegah terbentuknya kekuatan nuklir yang mengancam.

Konflik ini merupakan puncak dari apa yang selama ini disebut sebagai “perang bayangan”. Israel telah lama melakukan operasi intelijen dan serangan terbatas terhadap aset Iran di wilayah seperti Suriah dan Lebanon. Ketegangan dua negara makin meningkat sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menurut Israel didukung langsung Iran. Peristiwa itu menjadi titik awal dari rangkaian aksi dan reaksi yang kini mencapai fase perang terbuka.

Dalam serangan awal, Israel mengerahkan lebih dari 200 jet tempur. Bahkan, badan intelijen Mossad dilaporkan telah lebih dulu menyusup dan membangun pangkalan drone bawah tanah di Iran, yang turut berperan dalam serangan.

Di sisi lain, Iran membalas dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal balistik yang menyasar berbagai kota besar di Israel. Termasuk Tel Aviv dan Yerusalem. Target utama dari serangan Iran mencakup infrastruktur militer seperti pangkalan udara dan unit aviasi, serta situs penyimpanan bahan bakar jet tempur.

Kilang minyak dan pelabuhan Haifa terbakar hebat akibat serangan tersebut. Iran juga mengklaim telah berhasil menembak jatuh dua jet tempur siluman F-35 milik Israel, walaupun klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen.

Israel menargetkan fasilitas nuklir di Natanz dan Isfahan, markas dan infrastruktur militer IRGC, pangkalan udara, radar pertahanan udara, serta para ilmuwan nuklir dan perwira senior militer Iran. Selain itu, situs minyak dan gas di South Pars serta pangkalan minyak di Teheran juga ikut dibombardir.

Sementara itu, serangan Iran menghantam kota-kota utama Israel serta infrastruktur vital seperti pangkalan militer dan kilang bahan bakar. Serangan drone swarm dan rudal Iran juga menyasar pelabuhan serta kilang minyak di Haifa, menyebabkan kerusakan besar.

Korban jiwa pun berjatuhan. Di Iran, pemerintah menyatakan sebanyak 78 orang tewas dalam serangan pertama, Media lokal menyebutkan angka korban mencapai 138 jiwa, terdiri atas warga sipil dan militer. Sekitar 320 hingga 329 orang lainnya dilaporkan terluka.

Beberapa tokoh penting yang dikonfirmasi tewas antara lain Mayor Jenderal Hossein Salami (Panglima IRGC), Letnan Jenderal Mohammad Bagheri (Panglima Militer Iran), Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid (Komandan Markas Besar Khatam-al-Anbiya IRGC), Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh (Komandan Pasukan Dirgantara IRGC), serta ilmuwan nuklir terkemuka seperti Fereydoon Abbasi dan Mohammad Mehdi Tehranchi.

Di pihak Israel, pemerintah mengonfirmasi tiga warganya tewas akibat serangan rudal dan drone Iran. Selain itu, sekitar 70 hingga 170 orang lainnya mengalami luka-luka. Sejumlah infrastruktur vital ikut terdampak serius, terutama kilang minyak dan fasilitas militer yang jadi target utama serangan balasan Iran.

Perang terbuka antara Iran dan Israel kini menjadi perhatian dunia internasional. Ketegangan yang telah lama mendidih akhirnya meletus dalam bentuk konflik bersenjata yang menewaskan banyak tokoh penting dan warga sipil. Dunia menanti, apakah krisis ini akan terus meluas menjadi konflik regional, atau ada peluang bagi diplomasi internasional untuk menghentikan pertumpahan darah sebelum skala kehancuran makin melebar. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.