BPBD Banyuwangi Ajak Lintas Elemen Masyarakat Siap Hadapi Potensi Kebencanaan

oleh -338 Dilihat
IMG 20240730 WA0035
Gladi penanganan ancaman bencana letusan Gunung Ijen

KabarBaik.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi melakukan koordinasi lintas sektor sebagai bentuk respon kesiapsiagaan dalam penanganan bencana daerah.

Salah satu menjadi fokus adalah potensi bencana Gunung Ijen. Sebagaimana diketahui gunung yang berlokasi di Banyuwangi dan Bondowoso ini masih berstatus aktif.

Kesiapan itu diwujudkan BPBD dalam
aksi kewaspadaan dilakukan dengan kegiatan gladi ruang bencana letusan Gunung Ijen.

Gladi ini diikuti oleh berbagai lintas elemen masyarakat. Mulai dari organisasi perangkat daerah (OPD), ormas, dunia usaha, akademisi dan kalangan media. Dari jajaran OPD, selain Pemkab, ikut dilibatkan jajaran TNI dan Polri.

“Gladi ini untuk melatih kesiapan struktur kedaruratan bencana, khususnya ancaman Gunung Ijen,” kata Plt. Kepala BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto.

Melalui kegiatan ini, Danang berharap semua elemen masyarakat siap bila menghadapi potensi kebencanaan di Bumi Blambangan. Lebih-lebih siap dengan peran dan fungsi masing-masing elemen.

Sehingga, penanganan kedaruratan bencana bisa terlaksana dengan baik. Mulai koordinasi hingga penanganan pasca-bencana.

“Kegiatan geladi ini bukan berarti berharap bencana terjadi. Tapi, siaga lebih awal agar semuanya siap,” tegasnya.

Geladi digelar dua hari, Senin (29/7) dan Selasa (30/7). Peserta diajak praktik langsung penanggulangan bencana.

“Kegiatan ini sangat bagus dan penting dalam peningkatan kemampuan dan ketepatan penanggulangan bencana yang bisa datang kapanpun,” kata Sekda Banyuwangi, Mujiono.

Menurutnya, dari rencana tata ruang wilayah (RTRW), Banyuwangi memiliki resiko bencana yang tinggi, khususnya Ijen. Kondisi ini membutuhjan koordinasi yang tepat lintas elemen dalam penanganan bencana. Sehingga, korban jiwa bisa ditekan.

Tak hanya bencana Ijen, pihaknya mengajak seluruh elemen ikut siaga penanganan bencana lain. Seperti, krisis air bersih dan pengairan persawahan untuk ketahanan pangan.

“Koordinasi yang tepat tentunya bisa menghasilkan penanganan yang cepat dan tepat dalam kebencanaan,” tutupnya.

Gunung Ijen terakhir kali erupsi pada Agustus 2005. Gunung setinggi 2.769 mdpl itu sempat mengeluarkan embusan solfatara berintensitas kuat disertai sublimasi belerang dari kawah. Kondisi gunung yang masih aktif kerap dilakukan penutupan sementara pendakian.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.