KabarBaik.co – Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo (Mas Adi) membuka Konferensi PGRI 2025 di Valencia Resto Kota Pasuruan, Sabtu (21/6). Tema yang diangkat dalam konferensi adalah Menguatkan Soliditas dan Solidaritas Melalui Kompetensi Anggota PGRI yang Berkualitas.
Dalam sambutannya Mas Adi menyampaikan bahwa Konferensi PGRI merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sebuah organisasi. PGRI Kota Pasuruan harus bertranformasi karena tantangan yang dihadapi di dunia pendidikan terus berubah seiring perkembangan zaman dan ekspektasi publik di dunia pendidikan.
“Konferensi PGRI tahun 2025 ini adalah sebuah situasi yang biasa dalam sebuah organisasi. Sebagai organisasi profesi guru, maka pada hari ini PGRI juga harus bertransformasi karena tantangan yang kita hadapi di dunia pendidikan juga mengalami tantangan yang terus berubah seiring dengan perkembangan zaman dan ekspektasi publik di dunia pendidikan. Ini yang penting organisasi PGRI di Kota Pasuruan khususnya harus mampu beradaptasi, harus mampu bertransformasi mengikuti perkembangan yang ada,” ujarnya
Menurutnya, PGRI menjadi salah satu organisasi yang mampu menjadi ruang dan jembatan. Harapannya para guru terus belajar mengelaborasikan sebuah konsep. Mengimplementasikan dalam konsep pendidikan, mengintegrasikan akal dan budi pekerti.
“Sering saya sampaikan guru itu iso digugu lan ditiru. Pada hari ini kita butuh ketauladanan di semua sektor, tidak kecuali di dunia pendidikan karena pendidikan tidak hanya mencerdaskan pikiran, tetapi pendidikan bagaimana terintegrasinya akal dan budi pekerti,” jelas Mas Adi.
Menurut Mas Adi, guru adalah pendidik yang akan membuat pondasi karakter sebuah bangsa menjadi kuat. Momentum konferensi PGRI Kota Pasuruan tidak boleh terjebak memilih siapa ketuanya, tetapi mampu merumuskan peta jalan bagaimana konsep pendidikan yang terintegrasi yang mampu menguatkan sumber daya manusia.
“Organisasi guru konsepnya learning organization, organisasi pembelajaran, maka guru juga harus belajar, tidak hanya muridnya belajar. Guru juga harus terus belajar tidak hanya di universitas,” tandas Mas Adi. (*)