KabarBaik.co – Gelombang kehidupan nelayan Gresik kerap diwarnai ketidakpastian. Cuaca tak menentu, biaya operasional melaut yang terus membengkak, serta hasil tangkapan yang kadang tak sebanding dengan pengeluaran, menjadi deretan tantangan yang harus mereka taklukkan. Di tengah situasi itu, secercah harapan datang.
Untuk itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menggandeng industri migas untuk mengulurkan bantuan bagi 1.169 nelayan. Bantuan ini disalurkan dalam kegiatan Bhakti Peduli Nelayan Berdaulat yang digelar di Kecamatan Gresik pada Senin (24/3).
Program ini bukan sekadar seremoni serah terima bantuan, melainkan upaya membangun ketahanan sektor perikanan di Gresik.
“Kami ingin memastikan bahwa para nelayan di Gresik mendapatkan perhatian dan dukungan yang layak. Semoga tahun depan kondisi cuaca lebih bersahabat sehingga nelayan dapat melaut dengan aman,” ujar bupati yang akrab disapa Gus Yani itu.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik tidak berjalan sendiri. Berbagai pihak, mulai dari SKK Migas hingga perusahaan migas seperti PGN Saka, Pertamina EP Poleng, Prima Energi, Pertamina WMO, dan Petronas, turut berperan dalam program ini. Keterlibatan mereka bukan semata-mata donasi, tetapi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).
“Kami ingin memastikan bahwa industri yang kami jalankan juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar,” kata Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Anggono Mahendrawan.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gresik Arif Wicaksono, menegaskan bahwa program ini bukan langkah sesaat, tetapi bagian dari upaya berkelanjutan. “Kami berharap kegiatan ini bisa terus berjalan dan berkembang, sehingga nelayan di Gresik semakin mandiri dan sejahtera,” katanya.
Dalam acara tersebut, Gus Yani bersama jajaran pejabat dan perwakilan industri migas secara simbolis menyerahkan bantuan kepada perwakilan nelayan. Laut memang tak selalu ramah.
Namun, bagi nelayan Gresik, tangan yang terulur dari berbagai pihak bisa menjadi jangkar harapan. Sebuah ikhtiar agar mereka tak sekadar bertahan, tetapi juga berdaulat di lautan yang menjadi sumber penghidupan mereka.(*)