KabarBaik.co – Bupati Hendy Siswanto menolak wacana penutupan pasar hewan yang ada di Kabupaten Jember. Ia menilai penutupan tersebut sangat berdampak kepada perokonomian di masyarakat.
“Saya tegaskan menolak usulan penutupan pasar hewan itu. Dampaknya akan terasa sekali, contohnya penjual mengeluh sapinya tidak laku, masyarakat juga akan kesulitan mencari daging sapi. Itu salah satu contoh dampaknya,” ujar Hendy, Kamis (23/1).
Hendy menyampaikan, wabah PMK kali ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan jumlah ternak yang negatif PMK.
“Jember itu punya sapi 250 ribu ekor, yang terpapar sekitar seribu ekor. Masih aman, tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Ini bukan Covid, jadi tidak perlu panik,” jelasnya.
Hendy menyebut, jika penutupan pasar hewan justru akan memicu kepanikan dan memperburuk citra perdagangan ternak di Jember.
“Penutupan itu seperti mengindikasikan kepada orang lain bahwa hewan ternak di Jember bermasalah besar. Itu kan risiko tinggi buat kami. Orang akan berpraduga: lho kok ditutup? Berarti hewan Jember bermasalah,” kata Hendy.
“Saya ingat tiga tahun lalu pernah mengatasi wabah PMK yang saat itu juga sangat besar. Kami buat aturan proses transaksi harus dilakukan di atas mobil. Sapi tidak boleh turun agar tidak menulari atau tertulari,” sambungnya.
Oleh sebab itu, Hendy lebih sepakat untuk melakukan pencehahan agar penyebaran tidak semakin besar.
“Jadi jangan ditutup, kasihan masyarakat, khususnya peternak,” pungkas Hendy. (*)