KabarBaik.co – Perjalanan bus umum antarkota maupun pariwisata kini berubah suasananya. Sejak aturan royalti lagu diberlakukan hingga ke transportasi umum, sopir enggan memutar musik karena takut dianggap melanggar. Kondisi ini membuat suasana perjalanan yang biasanya meriah, kini terasa sepi.
Ali, penumpang asal Gresik yang sedang menuju Malang, mengaku merasa kehilangan. Ia terbiasa menikmati musik sepanjang perjalanan, apalagi saat menempuh rute yang panjang dan melelahkan.
“Biasanya ada musik yang bikin suasana lebih hidup. Sekarang perjalanan terasa hening karena sopir takut memutarnya. Jujur, jadi kurang nyaman,” ungkapnya, Kamis (21/8).
Kondisi serupa dirasakan Muhammad, penumpang asal Surabaya yang kerap menggunakan bus pariwisata. Baginya, musik dan karaoke merupakan bagian dari pengalaman seru yang tak bisa dipisahkan dari bus wisata.
“Saya paling suka karaoke kalau naik bus pariwisata, itu jadi bagian dari keseruan liburan. Tapi sekarang suasananya sepi, daya tarik bus jadi berkurang,” ucapnya.
Muhammad khawatir aturan ini akan menurunkan minat masyarakat untuk bepergian dengan bus. Ia berharap pemerintah dan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) bisa meninjau ulang kebijakan tersebut, atau setidaknya memberikan pengecualian bagi transportasi umum.
“Kalau bisa ada kebijakan khusus untuk bus pariwisata dan angkutan umum, supaya penumpang tetap bisa menikmati hiburan selama perjalanan,” tambahnya.
Namun, tidak semua penumpang merasa dirugikan. Amalia, penumpang asal Sidoarjo yang akrab disapa Lia, justru mengaku lebih nyaman saat perjalanan berlangsung tenang tanpa musik. Perempuan yang kerap bepergian ke Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan bus malam itu mengatakan, kondisi hening membuatnya lebih mudah beristirahat.
“Kalau perjalanan malam, saya malah lebih suka tanpa musik. Kadang musik itu berisik dan bikin susah tidur,” ujarnya.
Fenomena ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan penumpang. Sebagian merasa kehilangan suasana riuh dan hiburan sederhana di jalan, sementara sebagian lain justru menikmati ketenangan yang tercipta. (*)