Butuh Resetting dan Rebranding: Cuma Sanggup Bertahan 2 Tahun, Gresik United Terdegradasi Lagi ke Liga 3

oleh -2057 Dilihat
2602 Naskah Olahraga Gresik United
Gresik United saat menjalani babak 12 besar Liga 2 2023/2024.

KabarBaik.co- Ikhtiar keras Gresik United (GU) untuk dapat bertahan di Liga 2 berakhir seperti judul lagu duet Evi Tamala-Imron Sadewo: Kandas. Klub sepak bola kebanggaan warga Kabupaten Gresik, Jawa Timur, ini resmi terdegradasi. Kembali mengarungi ‘’lautan’’ Liga 3 atau Liga Nusantara.

Kepastian GU turun kasta lagi ke Liga 3 setelah Persibo Bojonegoro menggilas Persewar Waropen di pertandingan terakhir play-off babak 8 besar Grup J Liga 2, Selasa (25/2). Meski laga tandang di Stadion Mandala, Jayapura, Persibo menang telak dengan skor 2-6. Dengan kemenangan itu, Persibo mengantongi 13 poin. Adapun GU hanya meraih 12 poin.

Andai saja Persibo kalah saat berlaga dengan Persewar itu, maka masih ada asa bagi GU untuk dapat bertahan di Liga 2. Namun, dengan kemenangan Persibo, GU pun harus melorot ke peringkat kedua terbawah Grup J. Adapun Persewar jadi juru kunci. Hanya meraih 2 poin. Persibo terselamatkan sementara di Liga 2 dengan merangsek ke urutan tiga.

Untuk dapat bertahan di Liga 2, Persibo harus menjalani laga play-off lagi. Lawannya adalah Persipura Jayapura. Di Grup K, Persipura juga harus finis di urutan ketiga dengan meraih 14 poin dari delapan laga. Nah, pemenang dari pertandingan ini yang akan bertahan di Liga 2. Yang kalah terdegradasi.

Pada musim tahun ini, tiga klub di Liga 2 yang sukses promosi ke Liga 1 adalah  PSIM Yogyakarta, Bhayangkara FC, dan Persijap Jepara. Adapun yang terdegradasi ke Liga 3 selain GU, adalah Nusantara United, Persikota Tangerang, Dejan FC, Persikabo 1973, Persewar Waropen, Persipa Pati, RANS Nusantara, dan Persipura/Persibo Bojonegoro.

Pasang-Surut Klub Kebanggaan Gresik

GU merupakan salah satu klub sepak bola dengan sejarah cukup panjang di tanah air. Klub ini lahir dari penggabungan dua warisan sepak bola di Gresik. Yakni, PS Petrokimia Putra dan Persegres Gresik, pada 2 Desember 2005. Sepak bola Gresik, telah mengalami pasang surut. Mulai masa kejayaan yang pernah membawa harum nama Gresik hingga periode penurunan drastis yang memaksa klub terdegradasi ke kasta lebih rendah.

Adalah PS Petrokimia Putra menjadi legenda kebanggaan warga Gresik. Klub ini berdiri pada 20 Mei 1988 oleh PT Petrokimia Gresik, salah satu BUMN pupuk di Indonesia. Awalnya, klub ini berkompetisi di era Galatama. Petrokimia Putra pernah mencetak sejarah dengan penampilan impresif. Di antaranya menjadi “juara tanpa mahkota” pada Liga Indonesia musim 1994–1995 dan meraih gelar juara Liga Indonesia pada tahun 2002.

Keberhasilan tersebut bahkan membawa mereka berkompetisi di kancah internasional, seperti AFC Champions League dan ASEAN Club Championship. Namun, setelah puncak kejayaan tersebut, performa klub mulai menurun dan mengalami degradasi.

Sementara itu, Persegres Gresik merupakan klub lokal yang sudah lama eksis di Kabupaten Gresik. Meskipun tanggal pasti pendiriannya tidak selalu jelas, Persegres telah menjadi bagian penting dari identitas sepak bola Gresik. Saat itu, baik Petrokimia maupun Persegres, sama-sama memiliki basis pendukung.

Pada November 2005, di tengah krisis pendanaan yang mengancam keberadaan PS Petrokimia Putra, muncul ultimatum yang nyaris membuat sepak bola Gresik lenyap. Melalui tekanan dan aksi turun jalan dari para suporter, pihak terkait akhirnya sepakat untuk menggabungkan PS Petrokimia Putra dengan Persegres Gresik. Hasilnya, pada 2 Desember 2005, lahirlah Gresik United sebagai upaya mempertahankan identitas dan kebanggaan sepak bola Gresik.

Pada awal pembentukan, Gresik United masih berkompetisi di kasta tertinggi Liga 1. Namun, pada musim 2017, performa klub menurun secara signifikan. Di Liga 1, Gresik United hanya mengumpulkan 10 poin dari 34 laga. Akhirnya, terdegradasi ke Liga 2. Tidak berhenti di situ, pada musim berikutnya di Liga 2, klub kembali gagal menunjukkan performa yang kompetitif sehingga harus terdegradasi dua musim berturut-turut hingga tersungkur di Liga 3.

Setelah mengarungi Liga 3, pada 2022, Gresik United kembali sukses promosi ke Liga 2. Bahkan, pada musim tahun lalu, Gresik United sebetulnya tinggal selangkah lagi bisa promosi ke kasta tertinggi Liga 1. Nyaris menembus semifinal. Unggul satu gol di kendang Persipal Palu lebih dulu, namun di menit-menit akhir skor berubah 1-1. Hasil imbang itun mengubur impian untuk mengulang kejayaan.

Kini, Gresik United harus berjuang lagi. Bangkit kembali. Ibarat smartphone, mesti di-resetting dan restart. Bahkan, menjajaki peluang-peluang rebranding. Misalnya, kembali mengubah nama biar lebih hoki, mencari ‘’perusahaan asuh’’ seperti era Petrokimia dulu untuk mengatasi problem pendanaan. Sebab, mengelola sepak bola butuh anggaran tidak sedikit. Diakui atau tidak, selain teknis, di sepak bola banyak juga faktor nonteknis.

Bukankah Gresik kini telah ada pabrik smelter single line terbesar di dunia, PT Freeport Indonesia? Mungkinkah kelak bisa bernama Gresik Freeport misalnya, jadi reinkarnasi Petrokimia Gresik? Sebab, rasanya brand GU belum juga membawa hoki. Atau, PS Pudak? (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini



No More Posts Available.

No more pages to load.