KabarBaik.co – Duduk di serambi rumahnya yang beralamat di Kampung Tiber Nomor 1A, RT 3 RW 5, Kelurahan Sarirejo, Semarang Timur, Kota Semarang, tangan pria itu tampak terampil mengoleskan cat minyak dengan kuas ke permukaan galon bekas. Tak butuh waktu lama, galon 15 liter yang tadinya polos disulapnya menjadi punya motif yang indah dipandang mata.
Namanya Budi Hartojo (49). Sudah sekitar sewindu pria tiga anak itu mulai mengubah barang-barang bekas menjadi karya seni. Dia mengaku mempelajari semuanya secara mandiri.
“Dulu waktu sekolah saya nggak bisa bikin-bikin seperti ini. Kemudian tahun 2017 mulai mencoba belajar otodidak. Bapak saya saja sampai heran karena dulu waktu sekolah prakarya saya nilainya jelek,” kata Budi kepada kabarbaik.co, Minggu (20/7/2025).
Budi hanya memerlukan cat minyak sebagai bahan utama untuk melukis pot dari galon bekas. Meski terlihat mudah, tak jarang dia merasa bingung saat ingin mulai mewarnai karyanya itu.
“Pot ini dilukis pakai cat minyak, untuk menghemat (biaya produksi) ya beli cat yang pekat terus nanti bisa dicampur warna putih, jadi ada beberapa pilihan warna,” ungkap Budi.
“Waktu membuat motif dasar sih nggak sulit, tapi waktu mau mulai mewarnai itu yang agak susah. Tapi kalau sudah milih satu warna, seterusnya kayak ngalir sendiri,” tambahnya
Selain mengubah galon bekas menjadi pot tanaman dengan membubuhkan motif yang indah pada permukaannya, di rumah dua lantai berukuran sekitar 10 x 2.5 meter miliknya ini, Budi juga membuat karya lain dari sampah plastik dan kardus bekas.
“Ini beberapa karya saya, ada Gatot Kaca, kuda jingkrak, ini motor juga, semuanya full dari plastik. Kalau ini pohon dari kardus, bisa buat celengan juga,” tutur Budi seraya menurunkan karyanya itu dari etalase sederhana di bagian atas ruang tamunya.
Budi pun memperagakan cara mengubah plastik bekas menjadi aneka bentuk. Mula mula, dia menggulung plastik bekas yang sudah tak terpakai sesuai ukuran dan bentuk yang dia inginkan.

“Nah kalau ukuran dan bentuknya sudah pas, tinggal dipanasin pakai korek. Misal ini kita bikin cabai, tinggal seperti ini,” jelas Budi sambil tangannya menekan-nekan plastik bekas yang sudah dipanaskan.
Awalnya aktivitas ini dilakoni Budi untuk mengisi waktu luangnya di pagi hingga siang hari, sebab dia sehari-hari bekerja sebagai pedagang makanan kaki lima yang melapak sore sampai malam. Lama-kelamaan, hal ini menjadi hobi dan penghasilan tambahan.
“Waktu itu ya iseng saja membuat seperti ini, nyoba dari plastik ternyata bisa jadi model macem-macem. Terus ada galon bekas misal tetangga ada yang menawarkan, saya bawa pulang terus saya lukis dan potong supaya bisa jadi pot tanaman,” ujar Budi.
“Saya sering posting-posting di media sosial, sampai tahun 2023 ada yang tanya bisa nggak dibuatkan pot juga? Terus saya buatkan dan malah jadi keterusan sampai sekarang,” sambungnya.
Satu pot galon bekas karya Budi dibanderol Rp 30 ribu. Dia bisa membuat motif sesuai pesanan pelanggan. Dua tahun lalu, dia bahkan pernah menerima ratusan orderan sekaligus.
“Kalau dibikin motif apa ya nanti yang pesan bisa ngirim gambar mau dibuatkan apa. Misal mau dibuatkan gambar kartun, motif batik, atau yang bagaimana tinggal request saja. Harganya sama semua Rp 30 ribu,” kata Budi.
“Dua tahun lalu ada pesanan 130 pot dari (tempat pengepul sampah bernama) Sumber Nikmat, gambarnya macam-macam. Itu dikasihkan ke wilayahnya dia, untuk satu RW. Jadi karena dia pengepul sampah, saya ngambil galon dari tempatnya terus saya gambar,” tambahnya.
Sementara untuk karyanya yang lain, Budi mengaku belum pernah laku terjual. Sehingga, dia belum bisa mematok harga jika ada orang yang minat membelinya.
“Kalau selain pot, (karya lain) seperti motor, air terjun, dan yang lain yang dari plastik bekas sama kardus-kardus itu itu saya belum tahu mau ngasih harga berapa, karena selama ini nggak ada yang beli. Tapi kalau mau dibeli silakan, nanti tinggal saya bersihkan dan percantik lagi,” ujarnya.
Keterbatasan tempat di rumahnya membuat Budi menunda untuk membuat miniatur dari plastik dan kardus bekas lagi. Dia berharap ada galeri seni yang mau menampung hasta karyanya.

Mengelola Bank Sampah di Lingkungannya
Budi rupanya sudah lama punya cara memanfaatkan sampah plastik dan kardus bekas. Lima tahun sebelum mulai membuat hasta karya dari sampah itu, dia bersama bapak-bapak di RT nya punya ide membuat bank sampah.
“Awal mula membuat Bank Sampah Berkah 03 di tahun 2012 karena RT kita kekurangan dana. Kami kan letaknya di tengah-tengah kampung, jadi ketika ada acara seperti 17-an itu tidak bisa mengajukan proposal ke pertokoan di pinggir jalan,” jelas Budi.
“Bank sampah ini dikelola dengan sistem sedekah sampah. Jadi rumah-rumah warga kita berikan karung, nanti sampah plastik dan kardus dikumpulkan lalu disetorkan ke bank sampah,” sambung pria yang juga menjadi Ketua Bank Sampah Berkah 03 itu.
Setiap satu sampai dua bulan sekali, sampah dari 25 rumah di RT 3 RW 5, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur itu akan disetorkan ke pengepul. Tiap setoran, rata-rata Bank Sampah Berkah 03 bisa mengumpulkan Rp 500-700 ribu.
“Dapat uang segitu biasanya dari sampah plastik dan kardus masing masing 20-30 kilogram. Kadang ada juga seperti besi bekas tapi tidak selalu ada,” ujar Budi.
Uang yang terkumpul dari hasil sedekah sampah dimanfaatkan kembali untuk kepentingan warga. Budi bilang, warga di RT-nya bisa piknik hingga membeli sejumlah CCTV untuk keamanan.
“Pertama kali uang itu terkumpul kita pakai buat piknik. Sekarang sudah dua kali, pernah ke Purwokerto dan Jogja. Selain itu kita juga beli sound system, teratag (tenda untuk acara), dan keranda juga dari uang hasil sedekah sampah,” ungkap Budi.
“Kita juga sudah beli CCTV, sekarang jumlahnya ada enam. Kegiatan warga juga sekarang nggak perlu bingung cari dana karena kita sudah punya pemasukan sendiri dari jualan sampah,” tukasnya. (*)
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini