Dari Kebun Cengkih ke Tanah Suci, Perjalanan Hati Seorang Nenek 89 Tahun dari Bali

oleh -331 Dilihat
IMG 20250523 WA0032
Jemaah Haji asal Bali yang masuk dalam embarkasi Surabaya, Siti Maimunah dengan tekad kuat ingin menuju tanah suci Makkah.

KabarBaik.co — Langkahnya tertatih, tapi matanya penuh cahaya harapan. Di tengah hiruk pikuk Asrama Haji Embarkasi Surabaya, seorang perempuan tua berselendang putih duduk tenang. Namanya Siti Maimunah. Usianya 89 tahun. Ia datang dari Pegayaman, sebuah desa sejuk di lereng utara Buleleng, Bali. Hari itu, Kamis dini hari (22/5), ia menjejakkan kaki ke gerbang awal perjalanan suci, menunaikan ibadah haji.

“Ibu saya tidak banyak bicara sekarang. Tapi dari sorot matanya, saya tahu, ini adalah mimpi yang akhirnya jadi nyata,” tutur Mariyati, anak sulung Siti Maimunah, yang setia mendampingi.

Selama hampir seabad hidup, Siti Maimunah tak pernah lepas dari cangkul dan tanah. Ia petani cengkih. Di balik tangan keriputnya tersimpan ribuan hari yang dihabiskan di kebun, berjemur, memetik, dan menabung. Tabungan itu bukan untuk rumah baru, bukan untuk jalan-jalan, melainkan untuk satu tujuan, berangkat ke Baitullah.

“Sebelum sakit lima bulan lalu, ibu masih ke kebun. Setiap hasil panen, sebagian disisihkan. Kata ibu, ‘untuk ke Mekah’,” kenang Mariyati dengan mata berkaca-kaca.

Siti Maimunah bukan orang berada. Ia membesarkan sembilan anak seorang diri sejak suaminya meninggal 27 tahun lalu. Baru pada 2019, impian naik haji bisa ia daftarkan, berkat dorongan anak-anaknya dan keberanian yang tak pernah luntur oleh usia.

Musim haji tahun ini memberi kejutan. Pemerintah memberikan prioritas bagi jemaah lansia. Siti Maimunah masuk daftar itu. Tiket ke Tanah Suci akhirnya benar-benar di tangan.

Namun, perjalanan tidak tanpa tantangan. Lima bulan sebelum keberangkatan, serangan jantung sempat membuat keluarga cemas. “Kami sempat ragu. Tapi ibu kuat. Beliau tetap ikut manasik haji. Kata beliau, ‘kalau Allah izinkan, pasti sampai’,” kata Mariyati.

Setibanya di asrama haji Sukolilo, Surabaya, kondisi Siti Maimunah sempat menurun. Ia harus dibawa ke poliklinik karena tekanan darah rendah. Namun setelah istirahat dan pengawasan medis, kesehatannya kembali stabil.

“Ibu dijadwalkan berangkat Jumat dini hari (23/5) pukul 00.20 WIB. Insya Allah dengan Saudi Airlines,” ucap Mariyati.

Jelang keberangkatan, di kamarnya, Siti Maimunah menatap baju ihram putih yang telah dilipat rapi. Tak banyak kata keluar dari mulutnya. Tapi tubuh ringkih itu kini tengah bersiap menempuh perjalanan ribuan kilometer. Dari kebun cengkih di Buleleng, ia melangkah menuju Tanah Suci, membawa serta harapan, doa, dan cinta yang tak pernah tua. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Yudha
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.