Dari Malang ke Panggung Intelektual Dunia: Kisah Inspiratif Prof Herry S. Utomo

oleh -107 Dilihat
HERRY UTOMO
Prof Ir Herry S Utomo PhD (Foto UB)

Dari tanah kelahiran di Malang, membawanya menjadi seorang profesor tetap di salah satu universitas negeri terkemuka di Amerika Serikat. Tepatnya di Louisiana State University (LSU), Baton Rouge. Dia adalah Prof Ir Herry S. Utomo, MS, PhD. Jabatan tenured professor yang disandangnya merupakan posisi puncak dalam dunia akademik, status yang sulit diraih bahkan bagi warga negara Amerika sendiri.

Herry menempuh sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB). Dari Malang, ia berlayar ke Amerika untuk meraih gelar magister di University of Kentucky. Beasiswa penuh membawanya ke LSU untuk meraih gelar doktor.

Perjalanannya tidak berhenti. Dia menempuh pascadoktoral, lalu mengikuti seleksi akademik terbuka yang sangat ketat. Hasilnya? Herry terpilih menjadi asisten profesor, naik menjadi profesor madya, dan pada 2017 resmi menyandang gelar profesor penuh.

“Saya tidak pernah membayangkan bisa meraih gelar profesor tetap di universitas negeri Amerika. Semua itu saya capai melalui proses panjang, bukan hanya soal kecerdasan, tapi ketekunan, karakter, dan komitmen untuk terus berkembang,” ujarnya dilansir dari laman resmi UB.

Penghargaan demi penghargaan pun datang. LSU menganugerahinya gelar F. Avalon Daggett Endowed Professor, sebuah predikat bergengsi untuk akademisi dengan pengaruh besar di bidang ilmiah dan sosial.

Cahokia Rice: Padi yang Mengubah Peta Gizi Dunia

Karya terbesar Herry adalah penemuan varietas padi tinggi protein pertama di dunia, yaitu Cahokia Rice. Inovasi ini lahir dari riset panjang bersama timnya di LSU.

Cahokia Rice dikembangkan melalui mutasi alami, bukan GMO. Hasilnya, beras ini memiliki kadar protein 50 persen lebih tinggi dari padi biasa dan indeks glikemik rendah.

“Cahokia Rice bukan hanya inovasi sains, tapi misi kemanusiaan. Kami ingin menciptakan solusi pangan yang sehat, alami, dan membantu mengatasi kekurangan gizi global, terutama protein,” kata Herry.

Keunggulannya tak hanya di gizi. Varietas ini berumur pendek, tahan terhadap penyakit jamur Pyricularia grisea, berbulir panjang, dan mampu menghasilkan hingga 7.560 kg per hektar—setara 150 kg protein murni. Itu berarti satu hektar lahan menghasilkan protein setara 550 kg daging atau 4.500 liter susu.

Bila ditanam luas di Indonesia, Herry memperkirakan tambahan asupan protein nasional bisa mencapai 1 juta ton per tahun. “Silakan makan nasi, ini aman. Karakter seperti ini tidak ada secara alami, jadi kami menciptakannya melalui proses mutasi,” tegasnya.

Tetap Pulang, Meski Bermukim di Negeri Seberang

Meski sudah menetap di Amerika, Herry tetap menjaga hubungan erat dengan tanah air. Ia rutin pulang untuk membangun kerja sama pendidikan, terutama di wilayah tertinggal seperti Papua.

Dia juga menjabat sebagai Presiden Indonesian Diaspora Network United (IDN-U), organisasi yang menyatukan diaspora Indonesia di seluruh dunia. Baginya, diaspora adalah aset strategis bagi bangsa.

Patriotisme, menurutnya, adalah kekuatan yang membuat komunitas Indonesia di luar negeri tetap berkontribusi. “Mereka mungkin tinggal jauh dari tanah air, tapi kecintaan mereka tidak pernah padam,” katanya.

Kepada mahasiswa dan anak muda Indonesia, Herry berpesan untuk tidak takut bermimpi besar.
“Kita tidak bisa memilih dilahirkan di mana, tapi kita bisa memilih bagaimana melangkah dan bertumbuh,” ujarnya.

Baginya, sukses bukan hak istimewa segelintir orang. Siapa pun bisa meraihnya jika mau bekerja keras, terus belajar, dan tidak menyerah. Gagal adalah bagian dari proses.

Dia mendorong anak muda keluar dari zona nyaman. IPK tinggi penting, tetapi membangun karakter, memperluas jaringan, dan memberi manfaat pada masyarakat adalah kunci keberhasilan. Peluang, katanya, sering kali harus diciptakan, bukan ditunggu.

Dan jika sukses kelak, Herry mengingatkan untuk kembali dan membangun negeri. Ia percaya kombinasi budaya, pendidikan, dan inovasi akan membawa Indonesia setara bahkan melampaui negara maju.

Dari Malang hingga laboratorium riset di Louisiana, kisah hidupnya adalah bukti nyata: mimpi yang disiram kerja keras dan dedikasi bisa tumbuh subur, bahkan memberi makan dunia. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.