KabarBaik.co- Mendung duka masih memayungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hidayah, Ketegan, Kabupaten Sidoarjo. Jumat (6/6), 10 Dzulhijaj 1446 H, Pimpinan Ponpes Al Hidayah KH M. Syafi’ Misbah Ahmad telah berpulang saat menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Dikabarkan, almarhum wafat setelah sebelumnya harus berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina.
Dari informasi yang dihimpun, KH Syafi’ Misbah Ahmad kehilangan kesadaran setelah melaksanakan lontar jumrah aqabah dan kemudian wafat di wilayah Jamarat, Mina. Almarhum tergabung dalam rombongan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Rohmatul Ummah Sidoarjo.
Sebelumnya, sama dengan nasib ribuan jemaah haji Indonesia lainnya, KH Syafi’ Misbah bersama rombongan terpaksa berjalan jaju dari Muzdalifah ke Mina. Sebab, transportasi bus yang disediakan tidak berjalan. Jarak dari Muzdalifah ke Mina berkisar 5-7 kilometer. Setelah itu, berjalan kaki lagi menuju ke Jamarat, tempat melaksanakan lontar jumrah.
Kepergian KH Syafi’ Misbah itu juga menjadi kabar duka bagi keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU). Terutama PCNU Kabupaten Sidoarjo. Sebab, almarhum juga merupakan Wakil Rais PCNU Sidoarjo. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai wakil katib.
Menurut KH M. Syihabuddin Sholeh Qosim, pengasuh Lembaga Pendidikan dan Pengajaran Alquran (LPPQ) Al-Karim, dirinya sangat mengenal KH Syafi’ Misbah. Di matanya, almarhum adalah termasuk seorang pejuang NU sejati. Semasa hidup, almarhum juga dikenal dengan nilai kesederhanaan dan keterbukaannya.
’’Beliau juga punya andil besar dalam memajukan kampus Unusida (Universitas NU Sidoarjo). Kiai Syafi’ orangnya ringan tangan dan cekatan. Pengalaman saya dulu waktu haji bersama beliau, orangnya itu sabar dan telaten saat melayani jemaahnya,” ungkapnya dilansir dari NU Online.
Dia menyebut, Allah telah mendekatkan KH Syafi’ Misbah dengan Sang Guru. Yakni, KH Maimoen Zubair (Mbah Moen). Baik di dunia maupun di akhirat. ’’Subhanallah, beliau berdua wafatnya sama-sama di Makkah. Kami merasa sangat kehilangan. Tugas kami melanjutkan pola pikir, perilaku, dan keberanian beliau dalam berjuang di NU. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik untuk beliau. Mudah-mudahan perjuangan beliau dilanjutkan kader dan santrinya, dan menjadi amal jariyah beliau,” pungkasnya.
Jemaah Meninggal Sudah 183 Orang
Dari laporan pemerintah, angka kematian jemaah haji Indonesia selama periode operasional ibadah haji di Tanah Suci 1446 H/2025 M kini telah melebihi 150 orang. Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr Mohammad Imran melaporkan, ada 175 jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia terhitung mulai dilaksanakan operaisonal haji hingga Minggu, 8 Juni 2025.
“Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kesehatan, sampai hari ini (Minggu, 8 Juni 2025), ada 175 jemaah haji Indonesia yang wafat,” kata Imran di Makkah, seperti dikutip dari website resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI. vertisement
Dari jumlah itu, sebanyak 170 orang jemaah haji regular dan lima orang jemaah haji khusus. Imran menjelaskan, ada beberapa penyakit yang umum diderita jemaah haji Indonesia yang telah wafat tersebut. Yakni, jantung, pernafasan akut dan dehidrasi, dan kegagalan organ akibat infeksi yang berat. ’’Data kami mencatat, 77 jemaah yang wafat menderita penyakit jantung, 15 jemaah wafat karena mengalami kegagalan organ akibat infeksi yang berat, 11 jemaah wafat karena masalah pernafasan akut dan dehidrasi.
Sementara itu, berdasarkan data Siskohat Kemenag RI yang dikutip dari laman haji.kemenag.go.id, jumlah jemaah haji Indonesia yang telah bertambah menjadi 183 orang per Senin (9/6), pukul 07.15 WIB. Perinciannya, 117 orang meninggal di Makkah, 30 orang meninggal di Madinah, 14 orang meninggal di Arafah, 13 orang meninggal di Mina, dan 9 orang meninggal di bandara (termasuk saat penerbangan di pesawat).
Dari jumlah tersebut, jemaah haji yang meninggal dunia paling banyak berasal dari Embarkasi Surabaya (SUB) mencapai 39 orang. Disusul dari Embarkasi Makassar (UPG) sebanyak 21 orang, Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) 20 orang, serta Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) dan Embarkasi Solo-Yogyakarta (SOC) masing-masing 19 orang.
Dibandingkan musim haji tahun sebelumnya, 2023 dan 2024, angka kematian itu menurun. Dalam periode yang sama hingga hari ke-39 operasional haji, jumlah jemaah yang meninggal di tahun 2023 mencapai 313 orang. Adapun tahun 2024, jumlahnya 206 orang, dan tahun ini bejumlah 183 orang. (*)