KabarBaik.co – Gagalnya debat pertama pada tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bojonegoro yang diselenggarakan oleh KPU Bojonegoro pada Sabtu (19/10) disayangkan sejumlah pihak.
Banyak yang menganggap anggaran besar yang digelontorkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro ke KPU Bojonegoro sebesar Rp 70 milit tidak dibarengi dengan perencanaan yang matang.
Menurut Sukur Prianto, selaku Wakil Ketua Komisi D DPRD Bojonegoro, gagalnya debat publik pertama antara kedua calon wakil bupati di Pilkada Bojonegoro beberapa hari lalu, membuat malu warga Bojonegoro. Hal itu dikarenakan kejadian tersebut viral di media sosial baik tingkat lokal hingga nasional.
Menurut Sukur, Kinerja KPU Bojonegoro dalam merencanakan setiap tahapan pemilukada tahun 2024 ini haruslah matang. “Jujur saja saya malu dengan gagalnya debat kemarin, dengan anggaran sebesar itu seharusnya KPU bisa bekerja lebih profeisional,” ucap Sukur, Selasa (22/10).
Sementara itu, KPU Bojonegoro yang belum mengambil sikap atas gagalnya debat publik pertama tersebut, Sukur yang juga merupakan ketua DPC Demokrat Bojonegoro menyerahkan semuanya keputusan ke pihak KPU Bojonegoro.
“Itu keputusan KPU, baiknya diulang atau tidak debat pertama itu tapi yang jelas kita berharap agar dalam merencanakan tahapan pilkada KPU bisa lebih matang,” imbuhnya.
Sementara itu, Arif salah satu warga Bojonegoro mengatakan, ia sangat menyayangkan gagalnya debat publik lalu. Ia berharap KPU Bojonegoro kembali mengulang debat pertama.
“Kita ingin KPU Bojonegoro mengulang kembali debat antara calon wakil bupati, sehingga kita tahu kapasitas dan kepemimpinan pasangan baik itu calon wakil bupati maupun calon bupatinya, kita tak ingin lagi antara bupati dan wakil bupati di Bojonegoro tak akur lagi seperti sebelumnya,” pungkasnya.(*)