Debby Puspita Sari: Dari Lintasan Mesin Pabrik ke Panggung Keadilan

oleh -707 Dilihat
WhatsApp Image 2025 10 01 at 08.32.30
Deby Puspitasari, S.H. (Foto: Istimewa)

KabarBaik.co – Di balik toga pengacara yang kini ia kenakan, tersimpan kisah seorang perempuan yang menapaki jalan berliku. Debby Puspita Sari atau akrab disapa Debby, bukan sekadar nama yang berseliweran di ruang sidang. Dia tumbuh menjadi sosok yang dikenal publik Gresik dan sekitarnya sebagai advokat dengan reputasi tegas namun berhati lembut.

Sorotan publik baru-baru ini tertuju pada perempuan kelahiran 1981 itu setelah ia mengungkap dugaan permintaan dua unit rumah murah di perumahan The Oso, Kedamean, oleh oknum anggota dewan. Namun, perjalanan Debby menuju panggung hukum tak dibangun dalam semalam. “Saya dulu buruh pabrik,” ujarnya.

Dua puluh tahun ia mengabdi di sebuah perusahaan swasta, mulai dari operator produksi dengan shift yang berpacu dengan waktu shift satu, dua, hingga tiga, hingga pada akhirnya menduduki posisi HRD. Dari mesin-mesin pabrik yang berdentum itulah tekadnya mulai ditempa.

Debby aktif dalam serikat pekerja, membela nasib buruh dari balik pagar pabrik. Dari sinilah jalan hidupnya berbelok. “Di dalam suatu serikat pekerja, di situ saya sebagai aktivis serikat pekerja yang pada akhirnya membawa saya di posisi terakhir saya di perusahaan tersebut sebagai HRD,” kenangnya.

Setelah resign, ia mendirikan perusahaan penyedia tenaga kerja—outsourcing yang masih ia kelola hingga kini. Sambil bekerja, ia kuliah. Selesai sarjana, ia menempuh pendidikan advokat. Toga pengacara pun akhirnya ia kenakan, bukan sekadar simbol profesi, tetapi juga sebagai panggilan jiwa.

Kini, di usia 44 tahun, Debby bukan hanya pengacara. Ia juga sekretaris Paguyuban Satpam Gresik, bendahara umum Asosiasi Profesi Satpam Indonesia (APSI) DPD Jatim, serta menjadi bidang hukum bagi sejumlah LSM di Gresik seperti Wong Bodho Madas, Gepal, dan GRIB Jaya. Jaringannya luas, namun langkahnya tetap membumi.

Debby menyatakan, menjadi pengacara baginya bukan semata soal finansial. “Kalau bukan kita yang bantu, siapa lagi. Karena keadilan itu sulit didapatkan. Tanpa ada bantuan dari kita sebagai seorang lawyer,” tuturnya. Banyak perkara ia tangani secara probono. Salah satu yang paling membekas adalah saat ia membela seorang anak korban persetubuhan.

Korban merupakan anak yatim yang tak punya orang tua kandung. Namun dari pihak sang lekaki tidak bertanggungjawab atau kabur dan dia membela sang anak perempuan tersebut. “Dari hati saya tergerak,” kata Debby. Alhasil, keadilan pun berpihak pada sang korban.

Kasus lain yang sedang ia tangani kini tak kalah berat yaitu perkara pembuangan bayi di pabrik boneka. Dakwaan awalnya terancam 20 tahun penjara dengan pasal 80 ayat 4 UU Perlindungan Anak dan pasal 341 KUHP tentang pembunuhan anak. Namun Debby menemukan fakta berbeda di persidangan. “Dia tidak berniat seperti itu,” ucapnya.

Upayanya membuahkan hasil. Tuntutan JPU nampaknya turun menjadi satu tahun dan putusan hakim akan segera dibacakan. Jejak probono Debby tidak berhenti di situ. Ia pernah mendampingi seorang ibu yang kehilangan anak akibat dugaan kelalaian tenaga medis di Puskesmas Alun-Alun. Ia juga membela istri pelaku kasus pornografi yang melibatkan karyawan BUMN dan seorang selebgram Sidoarjo. Semua tanpa bayaran. Semua dengan hati.

Debby adalah mozaik yang jarang terlihat, seorang mantan buruh pabrik, aktivis serikat pekerja, pengusaha outsourcing, pengurus organisasi satpam, dan kini advokat yang berdiri untuk mereka yang lemah. Ia seperti jembatan yang menghubungkan dunia pekerja dan dunia hukum, dari keringat pabrik menuju ruang sidang.

Dalam setiap pembelaannya, Debby memegang prinsip sederhana: keadilan bukan milik mereka yang punya uang, melainkan hak setiap manusia. “Jangan melulu soal uang, gunakan hati untuk membantu kaum lemah,” ia selalu menegaskan kepada timnya.

Bagi Debby, perjalanan hidupnya adalah bukti bahwa dari balik suara mesin pabrik yang riuh, seseorang bisa lahir menjadi pengacara yang memperjuangkan suara mereka yang paling sunyi. Di tengah gegap gempita kasus besar yang ia tangani, Debby tetap setia pada akar: jiwa sosial dan keberanian untuk berdiri di sisi yang jarang dipilih orang lain. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.