KabarBaik.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro memutuskan menutup sementara dua dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Kedungadem. Keputusan itu diambil setelah petugas melakukan inspeksi mendadak (sidak) pasca insiden dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di wilayah tersebut.
Dua dapur SPPG yang disidak berada di Desa Drokilo dan Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungadem. Sidak dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiati, bersama rombongan tenaga kesehatan dan petugas laboratorium.
Dalam sidak itu, Dinkes Bojonegoro menemukan sejumlah persoalan serius, khususnya di SPPG Sidorejo. Ninik menyebut, pengelolaan sanitasi di dapur tersebut masih buruk dan belum memenuhi standar higienis. Selain itu, dapur juga diketahui belum memiliki sertifikat laik higienis sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pengelolaan makanan massal.
“Kondisi dapur di SPPG Sidorejo masih jauh dari ideal. Kami menemukan proses pencucian nampan yang belum memenuhi standar sterilisasi, suasana dapur yang panas, serta pembatas antara ruang masak dan ruang penyajian yang tidak layak. Ini berpotensi menyebabkan kontaminasi,” tegas Ninik, Senin (6/10).
Sementara, kondisi dapur SPPG Drokilo dinilai relatif lebih baik, namun Dinkes tetap memberikan catatan agar pengelola memperhatikan proses sterilisasi alat masak dan wadah makanan.
Dinkes juga mengambil sejumlah sampel makanan, air, serta peralatan masak dan nampan dari kedua dapur tersebut untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Bojonegoro. Uji laboratorium dilakukan guna memastikan kandungan bahan dan kemungkinan adanya bakteri penyebab gangguan pencernaan.
“Semua sampel akan kami periksa secara menyeluruh melalui uji mikrobiologi. Hasilnya akan menjadi dasar evaluasi dan tindak lanjut,” jelas Ninik.
Sebagai langkah antisipasi, Dinkes Bojonegoro memutuskan menghentikan sementara seluruh aktivitas dan distribusi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dari dua dapur SPPG tersebut hingga hasil uji laboratorium keluar dan perbaikan sanitasi dilakukan.
“Sambil menunggu hasil pemeriksaan dan pembenahan sanitasi, dua SPPG ini kami hentikan sementara. Kegiatan bisa dilanjutkan setelah memenuhi standar kebersihan dan memiliki sertifikat laik higienis,” ujarnya.
Berdasarkan data, SPPG Sidorejo menyiapkan sekitar 3.338 porsi MBG per hari, sementara SPPG Drokilo memproduksi sekitar 2.808 porsi untuk didistribusikan kepada ibu hamil, balita, serta siswa PAUD hingga SMA sederajat di wilayah Kedungadem dan sekitarnya.
Dengan temuan ini, Dinkes Bojonegoro menegaskan akan memperketat pengawasan terhadap seluruh dapur SPPG di Bojonegoro agar insiden serupa tidak terulang. (*)