KabarBaik.co – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro mewaspadai serangan penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau demam tinggi yang terjadi pada hewan ternak selama tiga hari. Penyakit itu biasanya menjangkiti hewan di masa pergantian musim.
Lutfi Nurrahman, kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakan Kabupaten Bojonegoro mengatakan, BEF terjadi karena pada musim penghujan ini makanan yang disediakan untuk hewan memiliki kadar air cukup besar.
“Perubahan kadar air di makanan sapi inilah yang menyebabkan sapi terkena BEF. Harusnya peternak bertahap memberikan makanan yang berkadar air tinggi ke hewan ternak, sehingga tidak membuat pencernaan hewan kaget,” ujar Lutfi Nurrahman, Rabu (20/11).
Lutfi menyatakan, penyakit BEF bisa ditularkan ke hewan lain lewat gigitan nyamuk maupun gigitan lalat. “Sehingga bediang sangat tepat untuk mengurangi penyebaran penyakit BEF ini,” tutur Lutfi.
Lutfi mengimbau kepada para peternak agar cepat melakukan penanganan karena penyakit ini jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. “Para peternak harus tanggap melihat ciri-ciri BEF ini, seperti nafsu makan yang menurun, sapi sering mengeluarkan lender dan kondisi hewan yang tiba-tiba lemas,” jelasnya.
Jika para peternak melihat kondisi hewan peliharaanya seperti ciri-ciri yang disebutkan, maka Lutfi berharap mereka segera mengkompres hewan dengan handuk basah. Atau segera melapor ke petugas kesehatan hewan yang berada di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro. (*)