Ditpolairud Polda Jatim Kantongi Data Scientific untuk Investigasi Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

oleh -165 Dilihat
cb2275de 49b2 46f6 adb9 b79729c0c5db
Dirpolairud Polda Jatim Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin saat menunjukkan data pencitraan KMP Tunu Pratama Jaya. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Ditpolairud Polda Jatim telah mengantongi data lokasi bangkai KMP Tunu Pratama Jaya. Data tersebut menjadi bekal dalam proses penyelidikan mengungkap penyebab tenggelamnya kapal nahas tersebut.

Data tersebut didapat dari hasil pencitraan menggunakan Multibeam Echosounder, (MBES) dan Side Scan Sonar. Hasilnya menunjukkan lokasi kapal berada di kedalaman 47,12 meter – 50 meter di bawah air. Jaraknya sekitar 3,9 kilometer dari lokasi awal kapal tenggelam.

“Berdasarkan pewarnaan dan dimensi dipastikan itu adalah KMP Tunu Pratama Jaya. Kapal dalam posisi tengkurap,” kata Dirpolairud Polda Jatim Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin, Minggu (13/7).

Pengumpulan data tersebut menjadi bagian dalam proses penyelidikan. Data itu akan menjadi data scientific yang berguna dalam investigasi untuk menyimpulkan kondisi kapal sebelum serta penyebab kapal tenggelam.

Selain mengumpulkan data-data kapal polisi setidaknya telah memeriksa 54 saksi. Saksi tersebut adalah penumpang maupun ABK selamat.

“Jadi ini satu rangkaian semua, pengumpulan data, memeriksa saksi ini jadi satu rangkaian proses penyelidikan,” terangnya.

Agar mendapat data yang lebih akurat, Arman menyebut hari ini Ditpolairud menerjunkan ROV (Remote Operated Vehicle). Data yang didapat berupa video untuk mendapat citra lebih jelas terkait situasi kapal di bawah air.

“Apakah masih ada korban yang masih terperangkap. Sehingha tim SAR gabungan bisa melakukan evakuasi para korban tersebut. Semoga data ROV bisa segera rampung,” terangnya.

Setelah data ROV dikantongi, tim selanjutnya akan melakukan tahapan hot tapping system. Cara itu berguna untuk mengeluarkan udara yang terperangkap pada lambung kapal dan memastikan objek tidak bergerak karena arus.

“Caranya adalah pelubangan pada body kapal supaya udara yang terjebak bisa keluar, sehingga kapal tidak bergeser karena arus,” terangnya.

Bila seluruh data pencitraan telah dikantongi secara utuh, selanjutnya tim akan memikirkan tahap ketiga atau yang terakhir yaitu pengangkatan bangkai kapal. Bila kapal berhasil terangkat, proses penyelidikan akan semakin mudah.

“Cara pengangkatan nanti bisa ditarik dengan kapal ataupun menggunakan mekanisme robot,” tegasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Ikhwan
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.