KabarBaik.co – Pencemaran Bengawan Solo yang kembali terjadi di wilayah Bojonegoro hingga kini masih menjadi misteri. Sampai dengan saat ini penyebab utama pencemaran belum dapat dipastikan lantaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro masih menunggu hasil uji laboratorium.
Kepala DLH Bojonegoro, Luluk Alifah, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengambil sampel air Bengawan pada Selasa (23/9). Sampel tersebut dikirim ke laboratorium di Surabaya untuk diteliti lebih lanjut. “Perkiraan hasilnya akan keluar pada 8 Oktober 2025 mendatang,” ungkapnya, Rabu (1/10).
Sembari menunggu hasil uji, DLH Bojonegoro sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, antara lain DLH Jawa Timur, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, dan Balai Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup di Surabaya. “Koordinasi ini sebagai langkah untuk mengidentifikasi sumber pencemaran dan menentukan upaya penanggulangannya,” jelasnya.
DLH Bojonegoro juga berkoordinasi dengan DLH Ngawi, mengingat wilayah tersebut berada di hulu Bengawan Solo. Dari laporan yang diterima, kondisi air Bengawan di Ngawi juga mengalami pencemaran dalam beberapa waktu terakhir.
Saat ini, pemantauan kualitas air Bengawan Solo di Bojonegoro terus dilakukan, baik melalui pengamatan langsung maupun data Online Monitoring Status Mutu Air milik Kementerian Lingkungan Hidup.
Sebelumnya, Bengawan Solo di Bojonegoro tercemar pada 16–23 September 2025 dengan kategori cemar sedang. Pencemaran kembali terulang pada 27 September hingga 1 Oktober 2025, dengan kategori yang sama. Data tersebut terekam dari Stasiun Air Padangan, Bojonegoro. (*)







