KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang melalui Komunitas Brantas Berdaya menggelar Pelatihan Reduksi Sampah Organik Rumah Tangga.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis mendukung Program IDAMAN (Indonesia Daulat Mandiri Pangan) yang tengah digencarkan.
Pelatihan yang diikuti 50 peserta ini dibuka oleh Bupati Jombang Warsubi, diwakili oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Kesejahteraan Rakyat, Hukum dan Politik Setdakab Jombang, Mochamad Saleh. Ia juga menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang.
Acara berlangsung di Aula Inspirasi Balai Latihan Kerja (BLK) Jombang, sementara sesi praktik dilakukan di RPH/Bank Santri Organik, Jalan Matahari, Candimulyo, Jombang.
“Pelatihan ini selaras dengan visi pembangunan Jombang 2024–2029, yakni ‘Jombang Maju dan Sejahtera untuk Semua’,” kata Mochamad Saleh pada Senin (16/6).
Ia juga menegaskan bahwa pelatihan ini mendukung misi Bupati Jombang dalam mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat serta pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang ramah lingkungan.
“Lewat pengolahan limbah rumah tangga dan limbah RPH menjadi kompos, pupuk cair, dan pestisida nabati, kita tidak hanya mengatasi pencemaran lingkungan, tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga,” tambahnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan (Small Grant) periode ke-2 dan dihadiri oleh perwakilan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Perum Jasa Tirta I, Dinas Lingkungan Hidup, para fasilitator, dan Komunitas Brantas Berdaya.
Sesi praktik langsung juga digelar, mulai dari pembuatan kompos, pupuk cair, hingga pestisida nabati. Peserta didampingi langsung oleh tim fasilitator dan evaluator dalam simulasi mandiri pembuatan kompos serta pembentukan Bank Kompos.
Dalam kesempatan ini, Perum Jasa Tirta I juga menyerahkan bantuan alat pencacah kompos secara simbolis sebagai bentuk dukungan lintas sektor.
Tak hanya itu, peserta juga mendapatkan pembagian bibit tanaman, kompos, dan cairan mikroba lokal (campuran dari mikroba tempe, terasi, rumen sapi, dan tape) sebagai starter pengolahan.
Di akhir kegiatan, Mochamad Saleh berharap sinergi lintas sektor ini terus diperkuat.
“Jadikan pelatihan ini sebagai pemicu perubahan perilaku dan budaya dalam mengelola sampah, menanam pangan sendiri, dan menjaga kelestarian bumi,” tutupnya.(*)







