Elektabilitas Wahono-Nurul Unggul Jauh dari Teguh-Farida, Ini Data Lengkap Survei Poltracking Indonesia

oleh -384 Dilihat
WhatsApp Image 2024 10 21 at 11.45.29
Hasil survei Politracking Indonesia di Pilkada Bojonegoro 2024. (Foto: Shohibul Umam)

KabarBaik.co – Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis elektabilitas pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati (wabup) di Pilkada Kabupaten Bojonegoro 2024. Hasilnya, pasangan Setyo Wahono-Nurul Azizah mendapat 78,6 persen, sedangkan pasangan Teguh Haryono-Farida Hidayati hanya mendapat 12,2 persen.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan, pihaknya menyelenggarakan survei di Kabupaten Bojonegoro pada awal Oktober dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan pada 4 hingga 10 Oktober.

Sampel pada survei ini adalah 1.600 responden dengan margin of error +/-2.5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Klaster survei menjangkau 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro secara proporsional berdasarkan data jumlah daftar pemilih tetap (DPT) 2024. “Sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih,” kata Hanta Yuda, Senin (21/10).

Pria yang menjadi direktur eksekutif sejak 2012 itu menjelaskan, pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.

Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur kekuatan elektoral masing-masing kandidat pasangan calon bupati dan wakil bupati Bojonegoro. Menurut Hanta, temuan pokok dan analisis hasil survei ini dijelaskan dalam delapan hal.

Pertama, yaitu publik mengatakan bahwa dekat dengan rakyat/sering turun ke masyarakat (23.6%) menjadi alasan utama dalam memilih calon bupati-wakil bupati Bojonegoro, diikuti berpengalaman di pemerintahan (20.5%), dan jujur/bersih dari KKN (10.0%).

Kedua, pada simulasi tunggal calon bupati Bojonegoro, Setyo Wahono memperoleh angka elektabilitas (70.3%), sedangkan Teguh Haryono (12.3%). Sementara pada simulasi tunggal calon wakil bupati Bojonegoro, Nurul Azizah memperoleh angka elektabilitas (65.1%), sedangkan Farida Hidayati (16.3%).

“Ketiga, pada simulasi head to head calon bupati-wakil bupati Bojonegoro dengan menggunakan surat suara, pasangan Setyo Wahono-Nurul Azizah memperoleh angka elektabilitas 78.6 persen, dsedangkan Teguh Haryono-Farida Hidayati 12.2 persen,” papar Hanta.

Temua pokok keempat, peta sebaran pemilih berdasarkan kelompok umur. Pemilih generasi Z (6.3%), milenial muda (10.0%), milenial matang (20.9%), generasi X (33.9%), baby boomers (26.9%), dan silent gen (2.0%) cenderung kepada Setyo Wahono-Nurul Azizah.

Kelima, peta sebaran ini menggambarkan kekuatan elektabilitas pasangan calon bupati-wakil bupati Bojonegoro berdasarkan kedekatan dengan ormas Islam. Dari (87.0%) publik yang merasa dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU), sebaran pilihannya kepada Teguh Haryono-Farida Hidayati (11.5%) sedangkan Setyo Wahono-Nurul Azizah (79.5%).

Peta sebaran berdasarkan pemilih partai politik sebagai temua keenam menunjukkan pemilih dari partai politik pemilih PKB (19.9%), Partai Gerindra (13.5%), Partai Golkar (8.0%), Partai Demokrat (7.8%), PDI Perjuangan (7.3%), PKS (4.8%), PAN (3.5%), Partai NasDem (2.5%), dan PPP (2.5%) cenderung kepada Setyo Wahono-Nurul Azizah.

Ketujuh, peta sebaran berdasarkan pilihan pada Pilkada Bojonegoro 2018. Pemilih Soehadi Moeljono-Mitro’atin (23.2%), Mahfudhoh-Kuswiyanto (13.1%), Anna Muawanah-Budi Irawanto (31.9%) dan Basuki-Pudji Dewanto (22.1%) cenderung kepada Setyo Wahono-Nurul Azizah.

Terakhir pada temuan pokok kedelapan jujur dan bersih (27.2%) merupakan sifat/kriteria calon bupati paling diharapkan untuk memimpin Bojonegoro dalam lima tahun ke depan, diikuti merakyat dan sederhana (25.7%), serta cerdas dan berwawasan luas (12.5%).

“Temuan ini merupakan potret terbaru dari survei yang dilakukan pada awal Oktober 2024. Berbagai kemungkinan masih berpotensi terjadi, tergantung isu dan konstelasi politik jelang hari pemilihan pada 27 November 2024 nanti,” pungkas Hanta. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Shohibul Umam
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.