KabarBaik.co – Massa yang didominasi ibu-ibu korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mendatangi Kantor DPRD Gresik, Selasa (9/9), untuk menuntut solusi atas persoalan sulitnya mencari kerja yang mendera mereka. Sekitar 315 orang yang mayoritas perempuan, berkumpul sejak pukul 10.00 WIB, membawa suara keresahan dari dapur yang kian sulit berasap.
Aksi berlangsung kondusif dan diwarnai dialog terbuka dengan Ketua DPRD Gresik Muhammad Syahrul Munir. Menariknya, ia turun sendiri, seorang diri menemui massa tanpa didampingi anggota dewan lainnya, menjadikan pertemuan itu seperti percakapan hati ke hati antara wakil rakyat dengan rakyat yang diwakilinya.
Perwakilan peserta aksi yang akrab disapa Ali Candi, menegaskan bahwa keresahan mereka bukan hanya soal kehilangan pekerjaan, tapi juga soal keberlangsungan hidup sehari-hari.
“Mereka semua di sini cari kerja sulit, sudah nganggur semua. Dewan dapat banyak tunjangan, sementara di sini ada yang masih ngekos, makan pun susah. Kalau tidak bisa kasih pekerjaan, tolong bantu bagaimana caranya mereka-mereka bisa makan,” ujarnya, dengan bibir bergetar.
Merespons itu, Ketua DPRD Gresik Syahrul Munir berjanji mengawal aspirasi tersebut dengan langkah nyata. Ia menawarkan pelatihan kerja sesuai minat para peserta aksi, membuka akses bantuan usaha mandiri berupa rombong dagang, yang merupakan janjinya sebagai solusi jangka panjang.
Sebagai bentuk kepedulian langsung, ia bahkan mengeluarkan sebagian gaji dan tunjangannya sebesar Rp 20 juta untuk dibagikan kepada para peserta aksi.
Ia menyampaikan bahwa ibu-ibu yang melakukan aksi datang ke kantor dewan setelah salah satu perusahaan melakukan PHK terhadap mereka. “Akhirnya mereka ke kantor dewan untuk mengatasi masalah pengangguran. Istilahnya, mereka itu meminta pekerjaan sebenarnya,” ujarnya, saat ditemui seusai aksi.
Dari hasil perbincangan dengan para peserta aksi, Syahrul menegaskan adanya kesepakatan untuk memberikan pendampingan dan solusi. “InsyaAllah kita sepakat untuk mengawal dan memfasilitasi dari pelatihan, bantuan usaha mandiri, InsyaAllah kita siap untuk mendampingi dan mereka bisa berwirausaha. Tadi juga ada tuntutan, bagaimana untuk membereskan jangka pendeknya, akhirnya saya sampaikan kepada mereka sebagian gaji tunjangan saya, saya berikan kepada ibu-ibu yang ada di sini,” tegasnya.
Salah satu peserta, Riyanti, mengaku terenyuh dengan sikap Ketua DPRD. Ia bercerita, sebelumnya bekerja di PT KML namun sudah tiga bulan terakhir kehilangan pekerjaan, bahkan gaji terakhir yang sempat tertunda baru cair belakangan ini.
“Di rumah saya ada dua anak. Suami ada, tapi sudah tidak bekerja karena sakit. Cari kerja susah. Alhamdulillah Pak Ketua responnya bagus, bahkan kasih sebagian tunjangannya untuk kami,” katanya.
Aksi pun ditutup dengan wajah lega para ibu-ibu. Mereka membubarkan diri dengan tertib, sambil mengabadikan momen bersama Syahrul Munir yang siang itu hadir bukan hanya sebagai pejabat publik, melainkan sebagai sosok yang mencoba hadir dengan empati.(*)