KabarBaik.co – Upaya penyelamatan korban pasca-ambruknya musala tiga lantai di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus dilakukan tanpa henti hingga Selasa (30/9) dini hari.
Suasana mencekam terlihat di sekitar lokasi, di mana tim gabungan masih berjibaku mengevakuasi para santri yang tertimpa reruntuhan. Evakuasi demi evakuasi berjalan dramatis.
Kepala Pelaksana Basarnas Surabaya Nanang Sigit menyampaikan bahwa prioritas utama petugas adalah menemukan korban selamat. “Sejak pukul 15.00 WIB sore hingga dini hari, operasi evakuasi masih berlanjut. Fokus kami tetap pada upaya penyelamatan nyawa,” tegasnya.
Proses pencarian bukan tanpa hambatan. Nanang menuturkan, ancaman terbesar adalah kemungkinan runtuhnya bangunan susulan. Karena itu, penggunaan alat berat maupun alat pemotong dibatasi untuk menghindari risiko tambahan.
“Rescue cutter memang bisa digunakan untuk memotong beton, tapi risikonya tinggi. Kami lebih memilih cara manual agar lebih aman,” ujarnya.
Dengan metode manual, tim SAR bekerja hati-hati membongkar puing demi puing. Jalur evakuasi dibuat dengan lubang atau galian kecil agar dapat menjangkau korban yang terjebak. Sementara itu, penyangga kayu maupun besi dipasang di sisi bangunan untuk menjaga kestabilan struktur yang masih berdiri.
Update Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Santri Meninggal Asal Madura
Hingga laporan terakhir, sebanyak 98 orang telah mendapatkan penanganan medis di rumah sakit. Dari jumlah itu, delapan korban berhasil dievakuasi langsung dari puing, sementara satu korban dinyatakan meninggal dunia setelah sempat diselamatkan.
Selebihnya berhasil keluar dengan bantuan santri lain dan warga sebelum akhirnya dilarikan ke fasilitas kesehatan.
Cuaca sempat memperberat situasi dengan turunnya gerimis. Namun, evakuasi tetap dilanjutkan sepanjang kondisi masih memungkinkan. Nanang menegaskan, apabila hujan deras turun dan membahayakan, tim akan menyesuaikan strategi penyelamatan.
Hingga Selasa dini hari, lampu sorot terus menyinari area musala yang ambruk. Suasana penuh ketegangan masih menyelimuti lokasi, sementara tim SAR berpacu dengan waktu. Harapan terbesar semua pihak tertuju pada ditemukannya korban yang masih hidup di balik reruntuhan.(*)