KabarBaik.co – Suasana malam di Desa Gredek, Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, berubah menjadi ajang perburuan unik. Bukan harta karun yang diburu, melainkan tikus-tikus sawah yang menjadi momok bagi para petani.
Dalam rangka menyambut musim tanam, Pemerintah Desa (Pemdes) Gredek menggelar Festival Gropyokan Tikus Massal. Sebuah tradisi sekaligus lomba berburu tikus yang diikuti dengan penuh antusias oleh warga dan petani setempat.
Kegiatan ini berlangsung selama sepekan. Mulai 1 Mei 2025. Festival digelar setiap malam mulai pukul 19.00 hingga 23.00 WIB. Para peserta menyisir areal persawahan bersenjata senapan angin atau alat seadanya, memburu tikus hidup atau mati.
Setiap ekor tikus yang berhasil ditangkap akan dihargai Rp 1.500 dan dikumpulkan di balai desa sebagai bukti.
Namun, tidak seperti tahun sebelumnya yang melibatkan komunitas luar, tahun ini Gropyokan digelar khusus oleh dan untuk warga Desa Gredek. Hal ini menciptakan suasana kebersamaan yang kental, sekaligus menumbuhkan semangat gotong royong dalam melindungi lahan pertanian.
Kepala Desa Gredek M Bahrul Ghofar, menegaskan bahwa metode tembak tikus ini lebih aman dibandingkan pemasangan jebakan listrik yang sering memakan korban.
“Setrum memang bisa membunuh tikus, tapi juga sangat berbahaya bagi petani. Sudah banyak yang jadi korban. Karena itu, kami pilih cara ini yang lebih aman dan efektif,” jelasnya, Minggu (4/5).
Lebih dari sekadar ajang berburu, Festival Gropyokan juga menjadi simbol kebersamaan dan bentuk apresiasi bagi petani yang selama ini berjibaku menjaga hasil panennya dari ancaman hama.
“Dengan hadiah Rp 1.500 per ekor, kami ingin memberi motivasi agar petani lebih semangat menjaga sawahnya. Tapi yang terpenting adalah nilai gotong royong yang tumbuh dari kegiatan ini,” tambah Bahrul.
Sementara itu, Sarjan, salah satu petani yang ikut serta dalam festival, mengakui ada tantangan tersendiri dalam memburu tikus, terutama di sawah yang padinya sudah mulai tinggi.
“Kalau padinya sudah tinggi, susah lihat tikusnya. Tapi kalau masih pendek, bisa dapat banyak. Bahkan kadang lebih dari 50 ekor per sawah,” ujarnya sambil tertawa.
Melalui festival ini, pemerintah desa bersama petani menjaga tanaman padi dari hama tikus. Sehingga diharapkan hasil panen melimpah di kemudian hari.(*)