Firasat Kepergian Marissa Haque, dan Makna Postingan Kutipan Ayat Berulang dalam Surat Ar-Rahman

oleh -659 Dilihat
oleh
Marissa Haque semasa hidup. (Foto IG)

KabarBaik.co- Wafatnya Marissa Haque menjadi perhatian luas di Tanah Air. Maklum, kepergian aktris era 1980-an dengan beragam penghargaan dan sederet gelar akademik itu terasa begitu mendadak. Sehari sebelum berpulang, istri Ikang Fawzi itu disebut masih beraktivitas seperti hari-hari biasa. Termasuk mengajar para anak didiknya di kampus.

Beberapa pekan sebelum meninggal, Icha—panggilan akrab Marissa Haque—seolah sudah memiliki firasat. Postingan di akun Instagram pada 19 September 2024, misalnya. Icha menggunggah foto berjilbab putih berpadu ungu. Wajahnya terlihat cantik, bersih dan berseri. Tersungging senyum. Narasi di foto itu juga menyinggung seputar kematian.

‘’Tak terasa bulan depan sudah 62 tahun. Masih berapa waktuku lagi yang tersisa?’ Tulisnya dengan huruf kapital.

Ya, pada 15 Oktober mendatang, memang Icha genap berusia 62 tahun. Mantan anggota DPR RI dari PDIP pada 2004-2006 itu lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, 15 Oktober 1962. Namun, belum sampai menginjak usia itu, Tuhan sudah lebih dulu memanggilnya.

’Cherish every moment (hargai/syukuri setiap momen, Red), dan terus bersiap kumpulkan bekal untuk kembali pulang ke Rumah-Nya,’’ lanjut ibu dua anak tersebut. ’’Urusan berpulang tak perlu harus menunggu tua atau sakit bukan? Kita tidak pernah tahu, tidak pernah tahu,’’ tambahnya.

Icha juga menambahkan sebuah pesan menyentuh dengan menyebut Jalaludin Rumi, penyair Muslim dan tokoh sufi terbesar dari Persia. ’’Siapakah orang yang paling beruntung di dunia ini? Ketika ia sudah tiada tapi pahalanya terus mengalir,’’ ungkapnya.

Baca juga:  Disopiri Anak, Mobil Terguling di Tol, Ibu Anggota DPRD Meninggal

Dalam setiap postingan di Instagram, Icha juga kerap menyantumkan: Fabiayyi ala’i Robbi kuma tukadzdzibaaaan. Salah satu ayat dalam Alquran Surat Ar-Rahman. Yang artinya, Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.

Apa maknanya? Dilansir dari NU Online (6/3/2017), Ar-Rahman adalah salah satu Surat Alquran yang unik. Bagaimana tidak, di dalam surat tersebut terdapat satu ayat yang diulang-ulang, yaitu ayat:

فَبِأَيِّ الآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبّان

Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan.

Ayat tersebut diulang berkali-kali dalam Surat Ar Rahman. Bahkan, penyebutannya dilakukan secara bergantian mulai dari ayat ke 13 hingga akhir surat.

Dalam Kitab Tafsir Jalalain dijelaskan:

ذكرت احدى و ثلاثين مرة

(Ayat tersebut) dituturkan sebanyak 31 kali.

والإستفهام فيها للتقرير

Dan kalimat tanya di dalamnya (Surat Ar-Rahman) itu untuk menetapkan. Artinya, ayat tersebut memang berupa istifham (kalimat tanya) namun tujuannya bukan untuk bertanya, melainkan menetapkan bahwa mereka (manusia dan jin) itu benar-benar mendustakan nikmat Allah Yang Maha Agung.

Selain istifham yang tidak membutuhkan jawaban dan disebutkan berulang-ulang, sisi lain yang menarik dalam surat ini adalah penggunaan dhamir khitob tatsniah, yaitu kata ganti untuk dua orang yang diajak bicara.

Baca juga:  Pencerah, Jurnalisme Investigasi (1) 

Dalam hal ini, Imam Jalaluddin Al Mahalli menjelaskan:

اى أيها الإنس و الجن (رَبِّكُمَا)

(Kamu berdua sekalian) maksudnya wahai manusia dan jin. Jadi surat tersebut diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebagai peringatan bagi manusia, melainkan jin pun juga menjadi sasaran khitobnya, menjadi sasaran pembicaraan.

Ada kisah yang menarik mengenai dua golongan yang menjadi sasaran pembicaraan wahyu tersebut, yaitu jin dan manusia. Termaktub dalam sebuah hadits,

روى الحاكم عن جابر قال قرأ علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم سورة الرحمن حتى ختمها ثم قال: ما لي أراكم سكوتا للجن كانوا أحسن منكم ردا ما قرأت عليهم هذه الاية من مرة (فَبِأَيِّ الآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبّان) إلا قالوا ولا بشيء من نعمك ربنا نكذب فلك الحمد

Hakim meriwayatkan dari Jabir, bahwasannya ia berkata: Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wassalam telah membacakan kepada kita Surat Ar-Rahman hingga menghatamkannya. Kemudian beliau berkata: Aku tak habis pikir (mengapa) kamu sekalian diam kepada jin. Mereka (golongan jin) lebih baik seruan jawabannya dari pada kamu (manusia), aku tidak membaca sekalipun ayat: فَبِأَيِّ الآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبّان kecuali mereka menjawab: dan tidak sesuatu pun (yang kami syukuri) dari nikmat-nikmatmu, wahai Tuhan kami, kami benar-benar mendustakannya, maka bagimulah segala puji.

Dari hadits di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu ketika Rasulullah mengutarakan kekecewaan beliau kepada manusia karena diamnya mereka terhadap Firman Allah yang begitu keras menyindir mereka. Manusia memilih apatis, tak menghiraukan FirmanNya. Rasul lalu berkata, “Aku tak habis pikir mengapa engkau diam saja kepada jin”. Kekecewaan Rasulullah semakin terlihat dengan perkataan beliau, “Sungguh, mereka (golongan jin) lebih baik dari pada kamu sekalian.”

Baca juga:  Selamat Jalan Bang, Tulisan Pilu dari Sahabat untuk Faisal Basri

Hal itu diucapkan beliau bukan tanpa dasar. Beliau menjelaskan bahwa golongan jin ketika dibacakan ayat: فَبِأَيِّ الآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبّان Mereka lalu berseru dengan penuh penyesalan, “Bahkan, tidak sesuatu pun (yang kami syukuri) dari nikmat-nikmatmu, wahai Tuhan kami, kami benar-benar mendustakannya, maka bagimulah segala puji.”

Kisah di atas membuktikan kepada kita betapa lalainya manusia terhadap kenikmatan yang dikaruniakan oleh Allah SWT. Dan akibat itu pula derajat manusia lebih rendah dari pada golongan jin sebab kelalaiannnya. Sungguh, kenyataan yang memang mengecewakan Rasulullah.

Cerita tersebut juga memberikan pelajaran bahwa betapa agungnya Alquran. Alquran sebagai “bacaan lintas  alam” tidak hanya diperuntukkan kaum manusia saja, melainkan untuk jin sebagai makhluk yang juga ciptaan Tuhan. Hal ini mengukuhkan Nabi Muhammad yang bukan hanya seorang nabi. Melainkan juga Rasul Rabbil ‘alamin, utusan Tuhan semesta alam. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.