Garitan: Upaya Antam Dukung Ketahanan Pangan dan Bangkitkan Ekonomi di Kalong Liud

oleh -34 Dilihat
IMG 7505 scaled
Aktivitas Kelompok Taruna Muda merawat tanaman cabai. (Foto: Andika DP)

Mengubah masalah menjadi berkah. Itulah semangat para petani di Desa Kalong Liud, Jawa Barat. Sempat terpuruk akibat bencana, mereka perlahan bangkit. Bersama PT Aneka Tambang (Antam) Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor, para petani meniti langkah baru kebangkitan ekonomi dan ketahanan pangan dalam program Garitan. 

Oleh: Andika Dian Pratama

Bencana alam tahun 2020 masih cukup melekat di ingatan banyak warga Desa Kalong Liud, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Musibah banjir dan longsor itu mengakibatkan jebolnya bendungan irigasi yang menjadi urat nadi pertanian di wilayah setempat.

Imbasnya, sekitar 150 hektare lahan pertanian menjadi kering. Tidak bisa digarap secara optimal. Mirisnya lagi, 85 petani dan 652 buruh tani kehilangan pendapatan akibat bencana alam tersebut. Nestapa.

Kondisi itu memaksa banyak petani dan buruh tani di Kalong Liud beralih mata pencaharian menjadi buruh serabutan. Pendapatan turun drastis. Di tengah masalah yang belum teratasi, muncul pandemi Covid-19. Perekonomian warga pun semakin terdampak.

Di sisi lain, mahalnya harga pupuk kala itu dan hama keongmas juga menjadi problem tambahan. Para petani seperti mendapat pukulan bertubi-tubi dari berbagai persoalan yang ada. Lalu apakah petani Kalong Liud pasrah?, tentu saja tidak.

Bersama PT Antam Tbk UBPE Pongkor, para petani Kalong Liud dirangkul dalam program Garitan (Gerakam Ramah Lingkungan untuk Mendukung Ketahanan Pangan). Diinisiasi sejak tahun 2022, program Garitan telah membina sebanyak 5 kelompok tani. Salah satunya Kelompok Taruna Muda.

“Dulu awalnya hanya 6 orang, sekarang untuk Kelompok Taruna Muda sudah ada 26 orang,” kata Wahyudin, Ketua Kelompok Taruna Muda, 17 Oktober 2025 lalu. Mereka bahkan sudah terdata di BPPSDMP Kementerian Pertanian RI.

Kelompok ini menggarap komoditas pangan pokok. Seperti budidaya cabai, tomat, padi, hingga terong. “Dan ada jenis komoditas lainnya juga yang cocok di sini,” imbuh pria berusia 36 tahun tersebut.

Produk unggulan Kelompok Taruna Muda salah satunya adalah cabai. Mereka membudidayakan jenis cabai rawit, keriting dan besar. Sekali masa panen, hasilnya bisa berton-ton dan langsung didistribusikan ke pasar.

“Rata-rata bisa menghasilkan 8 ons perpohon untuk cabai rawit, cabai keriting 1 kilogram perpohon, cabai besar 1,2 kilogram,” bebernya. Lahan yang ditanami cabai sendiri seluas 2,5 hektare.

“Total tanaman cabai ada 50 ribu tersebar di beberapa titik,” tandas Wahyudin. Jumlah yang relatif banyak. Bisa dibayangkan sendiri berapa hasil panennya.

IMG 7518 scaled
Ternak domba Kelompok Taruna Muda. (Foto: Andika DP)

Tidak hanya budidaya tanaman pangan, Kelompok Taruna Muda juga merambah sektor peternakan. Lalu diintegrasikan dengan lahan pertanian yang ada. Integrated farming, istilahnya.

“Semaksimal mungkin di lahan pertanian kelompok ini menggunakan pupuk organik. Konsep terintegrasi, integrated farming. Kotoran hewan dijadikan untuk pupuk dasar,” jelasnya lagi.

Para petani Kalong Liud juga dibekali keterampilan untuk memproduksi pupuk organik cair (POC) dari keongmas dan air kencing domba. “Keongmas jadi hama tanaman, tapi setelah diteliti ternyata memiliki kandungan yang bagus untuk tanaman, kalsium dan asam amino. Dari masalah menjadi berkah,” tukas dia.

Keunggulan POC keongmas, papar Wahyudin, yakni pertumbuhan tanaman relatif lebih cepat.  Pemupukan diusahakan masa pertumbuhan sebelum buah. Empat kali di awal tanam.

“Baru di fase kedua, fase kembang, baru kita kasih lagi. Dengan metode ini, sekali tanam cabai bisa 26 kali panen dengan rentang waktu 3-4 hari sekali panen,” selorohnya bahagia.

Pembuatan POC ini pun cukup mudah. Bahanya yakni cangkang dan daging keongmas, air gula merah/pasir, serbuk jamur, air kelapa dan air kencing domba, air cucian beras, digabung jadi satu.

IMG 7530 scaled
Pembuatan pupuk organik cair dari keongmas dan air kencing domba di Rumah Belajar Garitan. (Foto: Andika DP)

“Selanjutnya ditambahkan bakteri pengurai em4 supaya prosesnya lebih cepat. Ditutup rapat jangan sampai ada udara yang masuk. Setelah lebih dari seminggu, pupuk bisa diaplikasikan ke tanaman,” ucapnya.

Kini, sebanyak 26 orang anggota Kelompok Taruna Muda setiap hari merawat tanaman dengan telaten. Mulai dari pembibitan, pemupukan, penyemperotan, pembersihan rumput atau gulma yang mengganggu tanaman, hingga proses panen dilakukan bersama-sama. Hasilnya pun bikin semringah.

Menurut Wahyudin, sektor pertanian adalah lahan yang potensial. “Padat karya,” katanya. Sebagian besar harus menggunakan tenaga manusia, seperti penyemperotan dan panen. “Beberapa memang pakai mesin, tapi beberapa hal harus dikerjakan manusia,” tandasnya.

Dalam kelompok ini, setiap anggota mendapat upah harian. Dengan sistem kerja setengah hari. Setelah bekerja di lahan kelompok, mereka kembali ke lahan masing-masing.

“Belajar pertanian di lahan kelompok, nanti bisa diterapkan di lahannya masing-masing. Di sini upahnya harian. Jadi, ke dapur (pendapatan, Red) ada, ilmu juga ada,” ucapnya penuh rasa bangga.

Setelah tiga tahun berjalan, program ini telah meningkatkan pendapatan masyarakat. Ekonomi tumbuh. Bahkan warga yang menganggur diajak bergabung. Termasuk para eks tambang.

“Ada beberapa yang eks tambang. Terutama pertambangan yang ilegal itu kan merusak, program ini salah satunya untuk mencegah agar masyarakat tidak lari ke sana (tambang ilegal, Red),” tukas lulusan Sarjana Akuntansi tersebut.

Di balik kesuksesannya menggarap sektor pertanian bersama Kelompok Taruna Muda, Wahyudin tak lupa dengan peran sentral pihak eksternal PT Antam Tbk UBPE Pongkor. Wujud nyata kolaborasi yang berhasil membangkitkan ekonomi warga Kalong Liud dan menjaga ketahanan pangan.

“Untuk program ini banyak yang dibantu Antam, salah satunya Rumah Belajar Garitan. Fasilitas yang dibangun Antam dari nol. Termasuk demplot, lahan hingga kandang,” lanjutnya.

Tak kalah penting adalah, dukungan berupa pendampingan, pemberdayaan dan peningkatan keterampilan. Ini menjadi bekal para petani menapaki sistem pertanian yang lebih menjanjikan. Hasilnya pun terbukti.

Pengembangan pun terus dilakukan. Sekarang Kelompok Taruna Muda bekerja sama dengan BUMDes Kalong Liud dalam pengembangan bisnisnya. “Sehingga ini juga menyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes),” pungkasnya.

Kata Arif Rahman Saleh, CSR & External Relations Bureau Head Antam UBP Emas, selain Kelompok Taruna Muda ada empat kelompok lain yang dibina dalam program Garitan. Kelompok Bengkok Sejahtera, Kelompok Turalak Jaya, Kelompok Cempaka Dua Pasir Manggu dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Tani Mandiri Jaya.

Menurutnya, bencana alam yang terjadi di Kalong Liud telah menimbulkan dampak sosial ekonomi dan tantangan lingkungan yang cukup signifikan. “Untuk itulah program Garitan hadir,” tegasnya dalam sebuah kesempatan, 15 Oktober 2025 lalu di Sentul.

Garitan menjawab krisis pangan dan ekonomi. Menciptakan peluang usaha berkelanjutan. Mendorong pertanian ramah lingkungan. Lalu, menguatkan kemandirian petani.

Dari lima kelompok yang dibina Antam dalam program ini, jumlah penerima manfaat mencapai 99 orang. Mereka dibekali ilmu pertanian dan sarana prasarana yang baik agar mendapatkan panen yang melimpah.

Antara lain keterampilan pembuatan pupuk organik cair (POC) dari keongmas, integrasi peternakan dan pertanian, gerakan pekarangan produktif, kreasi pangan lokal. Termasuk fasilitas pengembangan berupa Rumah belajar Garitan serta Rumah Kolaborasi.

Lewat Program Garitan, Antam seperti menyampaikan pesan tersirat. “Selain menambang potensi alam di Pongkor, Antam juga menggerakkan ekonomi masyarakatnya.” Tahun 2026, program Garitan diharapkan bisa menapaki fase kemandirian petani.

Garitan Selaras dengan Program Ketahanan Pangan Pemerintah

Terpisah, Jani Nurjaman selaku Kades Kalong Liud membenarkan program di sektor pertanian dimulai dari tahun 2022. Program ini bagian dari salah satu program prioritas merujuk Program Presiden soal Ketahanan Pangan.

Pihak terlibat langsung pengembangan program Garitan bersama Antam. Sebagaimana Permendes Nomor 2 Tahun 2024 yang mengatur 20 persen Dana Desa untuk ketahanan pangan.

IMG 7540 scaled
Jani Nurjaman, Kades Kalong Liud saat panen cabai di lahan program Garitan. (Foto: Andika DP)

Tidak hanya itu, program Garitan linier dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto pada poin kedua dan keenam. Yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Serta, membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

“Dana Desa tersebut sebanyak 20 persen harus kami alokasikan untuk program ketahanan pangan. Untuk pelaksanaan program diawali dengan pemberdayaan masyarakat,” kata Jani.

Pihaknya memiliki kewajiban untuk mengakomodir seluruh petani di desa dan untuk melakukan kolaborasi program ketahanan pangan ini.

“Tahun 2025 ini kami integrasikan dengan BUMDes untuk melaksanakan program ketahanan pangan, kerja sama dengan empat kelompok tani se-Desa Kalong Liud,” tambahnya.

Sekilas tentang Rumah Belajar Garitan, kata Jami, adalah inisiasi PT Antam Tbk UBPE Pongkor. Rumah ini adalah salah satu tempat belajar dan berkumpul petani se-Kalong Liud.

“Dan Alhamdulillah ini dapat support dari PT Aneka Tambang, semakin meningkat lagi. Dalam program ini, kami senantiasa didampingi PT Aneka Tambang UBPE Pongkor, karena kita punya misi yang sama yaitu mensejahterakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan para petani, tentunya program tersebut sangat dirasakan warga Desa Kalong Liud,” tutupnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.