KabarBaik.co – Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro menetapkan dua tersangka atas dugaan korupsi penggelapan kredit fiktif di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bojonegoro. Kedua tersangka tersebut adalah M. Heri seorang wiraswasta dan Irmawati Fauziah selaku administrator bank BUMD tersebut.
Keduanya dijadikan tersangka setelah M. Hari yang diperiksa selama kurang lebih 4 jam oleh Jaksa Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Bojonegoro. Sementara, Irmawati Fauziyah sebelumnya sudah ditetapkan tersangka pada kasus yang berbeda namun masih dalam kasus dugaan korupsi kredit fiktif.
Menurut Kasi Pidsus Kejari Bojonegoro Aditya Sulaiman, modus tersangka dalam kasus ini adalah dengan cara meminjam uang ke Bank PD BPR Bojonegoro senilai Rp500 juta dengan jaminan kegiatan peningkatan jalan pada tahun 2016 silam.
Setelah dana proyek tersebut dicairkan, lanjut Aditya, tersangka tidak mau melunasi hutangnya. Tersangka yang bekerja sama dengan Irmawati Fauziayah yang pada saat itu menjabat sebagai administrator Bank BPR Bojonegoro, malah membuat pinjaman baru senilai Rp500 juta untuk menutupi kredit yang macet sebelumnya.
“Untuk menutupi hutang tersangka, tersangka M. Heri bekerjasama dengan Irmawati melakukan kredit baru sebesar Rp500 juta dengan tujuan untuk menutup kredit yang lama,” ujar Aditya, Senin (10/6).
Sementara itu, dari hasil audit yang dilakukan pihak kejaksaan, kerugian negara akibat ulah kedua tersangka dalam kasus ini mencapai Rp500 juta. Selanjutnya, kedua tersangka telah ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 2 A Bojonegoro selama 20 hari ke depan untuk proses hukum.
Atas perbuatan mereka, kedua tersangka dijerat dengan pasal 2 dan 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana yang diubah di UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 55 KUHP dengan ancaman penjara 10 tahun penjara. (*)