Gempa M 6,5 Guncang Sumenep, Pulau Sapudi Jadi Salah Satu Wilayah Paling Terdampak

oleh -1411 Dilihat
BMKG BALI
Petugas BMKG Bali saat melakukan pemantauan gempa pada Selasa (30/9) malam hingga Rabu (1/10) dini hari. (Foto Daryono BMKG/X)

KabarBaik.co– Pulau Sapudi, salah satu pulau kecil di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi sorotan usai gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,5 mengguncang kawasan tersebut pada Selasa (30/9) malam, pukul 23.49 WIB. BMKG melaporkan episentrum gempa berada di laut, sekitar 50 km tenggara Kabupaten Sumenep, dengan kedalaman 11 km. Meski guncangan cukup kuat, BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Menurut klasifikasi, gempa berkekuatan Magnitudo 6,5 termasuk dalam kategori gempa kuat. Umumnya, dapat menimbulkan kerusakan sedang hingga berat pada bangunan, terutama di wilayah dengan konstruksi sederhana. Namun, sejuah ini belum ada data terkini yang diinformasikan kepada publik oleh pihak berwenang tentang kerusakan. Termasuk kemungkinan korban jiwa.

Diketahui, Pulau Sapudi terletak di antara Pulau Madura dan Pulau Bawean. Pulau ini termasuk dalam gugusan Kepulauan Sapudi, dengan luas sekitar 263 km² dan populasi lebih dari 13 ribu jiwa (data 2022). Secara administratif, Pulau Sapudi terbagi menjadi dua kecamatan, yakni Gayam (10 desa) dan Nonggunong (8 desa), sehingga total ada 18 desa di pulau ini.

Selain Pulau Sapudi sebagai pulau utama, gugusan Sapudi juga mencakup pulau-pulau kecil lain seperti Raas, Tonduk, dan Gua-Gua. Total populasi di seluruh Kepulauan Sapudi diperkirakan mencapai 77 ribu jiwa.

Akses menuju Pulau Sapudi masih menjadi kendala. Belum ada jalur transportasi laut reguler yang benar-benar melayani pulau ini secara konsisten. Rute kapal feri dari Pelabuhan Kalianget ke Sapudi yang pernah direncanakan tidak berjalan rutin, sementara masyarakat lebih sering mengandalkan perahu rakyat dari Pelabuhan Dungkek. Namun, moda transportasi tradisional ini sangat bergantung pada kondisi cuaca dan ketersediaan kapal, sehingga tidak bisa dipastikan setiap hari ada perjalanan.

Informasi yang dihimpun, guncangan gempa terasa kuat di Pulau Sapudi, dengan skala intensitas mencapai VI MMI (Modified Mercalli Intensity). Artinya, gempa dirasakan oleh hampir seluruh penduduk dan mampu merusak bangunan ringan. Laporan terakhir, ada satu bangunan dikabarkan mengalami kerusakan di Pulau Sapudi. Pemerintah daerah dan aparat setempat dilaporkan masih melakukan pendataan lebih lanjut terkait dampak gempa ini.

Selain gempa utama, BMKG mencatat adanya beberapa kali gempa susulan dengan magnitudo lebih kecil hingga Rabu (1/10) dini hari. Masyarakat, terutama di Pulau Sapudi, diminta tetap waspada namun tidak panik, serta mengikuti arahan dari aparat dan informasi resmi BMKG.

Hak Publik atas Informasi

Komisioner Komisi Informasi (KI) Provinsi Jawa Timur M. Sholahuddin menyatakan, dalam situasi darurat seperti gempa bumi, kecepatan informasi sangat menentukan keselamatan masyarakat. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik secara tegas mewajibkan badan publik untuk memberikan informasi yang bersifat serta merta, khususnya yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan keselamatan warga.

‘’Dengan demikian, lembaga terkait seperti BMKG, BPBD, pemerintah daerah, hingga aparat keamanan berkewajiban menyampaikan informasi secara cepat, akurat, dan dapat diakses semua pihak,’’ katanya dihubungi Rabu (1/10).

Keterbukaan informasi ini penting agar masyarakat, khususnya yang berada di daerah rawan seperti Pulau Sapudi, dapat segera mengetahui kondisi sebenarnya, mengambil langkah mitigasi, serta terhindar dari kepanikan akibat berita palsu atau informasi yang tidak jelas sumbernya. ‘’Badan publik yang memiliki otoritas terkait informasi bencana ini wajib mengumumkan informasi apa-apa yang penting dengan cepat dan akurat, untuk menekan penyebaran hoaks dan mencegah kepanikan,’’ jelasnya.

Dengan informasi resmi dari badan publik yang memiliki orotitas itu, lanjut dia, masyarakat khususnya di Pulau Sapudi dan sekitarnya yang akses transportasinya terbatas itu, bisa merasa lebih tenang sekaligus mengetahu apa yang harus dilakukan ketika menghadapi situasi darurat.

Berdasarkan catatan sebelumnya, gempa berkekuatan 4,8 SR juga pernah mengguncang Sumenep pada 13 Juni 2018, pukul 20.06 WIB. Gempa itu menyebabkan sedikitnya 38 bangunan di wilayah Kecamatan Batu Putih rusak. Di Desa Bulla’an, misalnya, terdapat 26 bangunan yang mengalami kerusakan.

Menurut BMKG, gempa yang terjadi pada 2018 itu, pusat gempa berada di darat pada 6 km arah timur laut Sumenep di kedalaman 12 km. Lokasi gempa berada di koordinat 6,88 lintang selatan (LS) dan 113,94 bujur timur (BT). Gempa dirasakan dalam Modified Mercalli Intensity (MMI) skala III-IV. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.