KabarBaik.co- Lingkaran dalam BUMN PT Pertamina tengah diterpa skandal. Megakorupsi dengan kerugian sangat fantastis. Yakni, mencapai Rp 193,7 triliun dalam setahun (2023). Atau, dalam kurun lima tahun (2018-2023) yang tengah disidik Kejaksaan Agung (Kejagung), diperkirakan menembus Rp 1.000 triliun.
Jika benar perkiraan angka tersebut, maka dugaan megakorupsi di pusaran PT Pertamina memuncaki klasemen jumlah kerugian negara terbesar sepanjang sejarah sejak Republik Indonesia ini lahir. Sebelumnya, korupsi di PT Timah, potensi kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 300 triliun.
Megakorupsi di pusaran Pertamina itu membuat publik geram. Sudah beberapa hari belakangan skandal ini trending topic di media sosial. Masyarakat ramai-ramai menumpahkan kegeramannya. Salah satunya karena merasa ‘’tertipu’’ mentah-mentah. Membeli BBM nonsubsidi Pertamax (RON 92), eh ternyata dapatnya Pertalite (RON 90).
Padahal, selisih harga antara Pertalite dan Pertamax lumayan. Berkisar Rp 3.000 per liter. Harga Pertamax Rp 13.300 per liter (2023), sementara Pertalite Rp 10.000 per liter.u
Jumlah penjualan BBM Pertamax pada Januari 2025 rata-rata sebanyak 18.606 kiloliter (KL) per hari. Data itu seperti dipaparkan Dirut PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI di Kompleks Senayan, Jakarta, 20 Februari 2025, sebelum ia menjadi tersangka dan dijebloskan ke tahanan bersama tersangka lain pada 24 Februari 2025.
Jika diasumsikan jumlah penjualan Pertamax pada 2023 sebanyak 15.000 KL per hari saja, maka uang selisih dari masyarakat yang tersedot karena telah membeli ‘’Pertamax oplosan’’ mencapai Rp 45 miliar per hari (Rp 3.000 x 15.000 KL). Dalam sebulan jumlahnya Rp 1,35 triliun (Rp 45 miliar x 30 hari). Atau setahunnya mencapai Rp 16,2 triliun (Rp 1,35 triliun x 12 bulan). Jika dikalikan 5 tahun (2018-2023), menembus Rp 81 triliun.
Bukan hanya rugi secara finansial lantaran telah membeli ”Pertamax oplosan”, dalam unggahannya banyak yang menyebut pemakaian BBM dengan RON lebih rendah tentu juga berdampak negatif pada kondisi kendaraan bersangkutan.
Namun, tentu saja, perhitungan-perhitungan tersebut hanya sebatas perkiraan mentah memgacu rerata. Ini dengan asumsi bahwa Pertamax yang dibeli para pemilik kendaraan sebetulnya benar berjenis Pertalite.
Yang pasti, harga BBM di Indonesia relatif mahal dibandingkan dengan beberapa negara lain. Tentu saja, besaran harga itu bergantung dengan banyak hal. Di antaranya subsidi, pajak, dan faktor lainnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari sejumlah sumber, harga BBM termurah di dunia berada di Iran. Yakni, hanya USD 0,029 atau sekitar Rp 473,32 per liter. Data itu pada Juli 2024. Harga tersebut tampaknya wajar saja karena Iran meruapakan negeri kaya minyak.
Pada 2024, produksi minyak siap jual (lifting) minyak Iran mencapai 3 juta barel per hari. Jumlah itu mencapai empat kali lipat dibandingkan Indonesia.
Berikut Daftar Harga BBM Termurah di Dunia per 22 Juli 2024 versi Global Petrol Prices:
- Iran: Rp 473,32 per liter
- Libya: Rp 505,96 per liter
- Venezuela: Rp 571,24 per liter
- Mesir: Rp 4.553,59 per liter
- Algeria: Rp 5.565,5 per liter
- Kuwait: Rp 5.598,14 per liter
- Angola: Rp 5.614,46 per liter
- Turkmenistan: Rp 6.985 per liter
- Malaysia: Rp 7.132,32 per liter
- Nigeria: Rp 7.817 per liter
