KabarBaik.co – Suasana berbeda terasa di halaman Universitas Darul Ulum (UNDAR) Jombang. Area kampus yang biasanya ramai dengan aktivitas akademik, kini disulap jadi galeri seni terbuka dalam momen Reuni Akbar Alumni UNDAR 2025.
Mengusung tema “Melukis Rektor UNDAR dari Masa ke Masa”, kegiatan ini menghadirkan potret tujuh tokoh rektor yang pernah memimpin UNDAR. Lukisan dibuat langsung di lokasi (on the spot) oleh para seniman dari Komunitas Tepi Kota.
Rektor yang dilukis antara lain: pendiri UNDAR KH Musta’in Romly, KH Lukman Hakim Mustain (Gus Lukman), KH Mujib Mustain (Gus Mujib), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dr Ma’murotus Sa’diyah (Ning Eyik), Raden Chairul Saleh, dan Dr Amir Maliki Abitolkha.
“Melalui sapuan kuas ini, kami ingin mempersembahkan penghormatan kepada para pemimpin UNDAR yang telah berjasa membesarkan kampus ini,” ujar Heri Purwanto, Ketua Komunitas Tepi Kota pada Jum’at (30/5).
Selain aksi melukis langsung, Komunitas Tepi Kota juga menggelar pameran seni yang berlangsung hingga 1 Juni 2025. Ada puluhan karya yang dipamerkan, mulai dari lukisan tokoh-tokoh Jombang, kaligrafi Islami, hingga potret rektor UNDAR. Harga karya bervariasi, mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 40 juta.
Pengunjung yang datang pun tak sekadar melihat. Banyak yang larut dalam suasana haru dan nostalgia saat menyusuri tiap lukisan.
“Lukisan ini bukan hanya karya seni, tapi juga jejak memori. Kami ingin merawat sejarah UNDAR lewat medium yang bisa dinikmati siapa saja,” tambah Heri.
Reuni akbar kali ini tidak hanya menjadi ajang temu kangen para alumni, tapi juga sarana refleksi dan penghargaan terhadap sejarah kampus. Banyak alumni yang datang bersama keluarga untuk melihat langsung pameran lukisan yang menyentuh sisi emosional mereka.
“Ini luar biasa. Saya bangga melihat wajah Gus Dur dan Kyai Musta’in dilukis dengan sangat indah. Semoga generasi muda UNDAR bisa terus mengenang jasa mereka,” ujar Najihul Huda, alumni asal Bangkalan, Madura.
Pameran terbuka untuk umum ini menjadi salah satu titik favorit selama reuni berlangsung. Suasana penuh kehangatan, seni, dan sejarah menyatu dalam bingkai cinta terhadap almamater.
“Melalui seni lukis, sejarah dan dedikasi para tokoh UNDAR dihidupkan kembali, menyentuh hati dan menginspirasi generasi penerus,” tutup Huda.(*)