KabarBaik.co – Pekerjaan perbaikan jalur Gunung Gumitir terus dikebut. Proyek ini kini memasuki tahap pengeboran bored pile yang menjadi salah satu komponen penting dalam memperkuat struktur jalan di kawasan rawan longsor tersebut.
Pelaksana PT Rajendra Pratama Jaya Andre Pandora mengungkapkan, saat ini dari total 55 titik bored pile yang direncanakan, hingga 8 Agustus lalu sudah terselesaikan 53 titik.
“Kekurangannya tinggal dua titik yang kemungkinan selesai hari ini. Kemarin juga ada tambahan lima titik bored pile dengan kedalaman 27 meter,” ujar Andre kepada wartawan, Jumat (15/8).
Ia mengatakan, dalam perencanaan atau kontrak awal proyek ini hanya menggunakan satu unit bored pile. Namun, untuk mengejar target dan menghindari potensi keterlambatan, pihak kontraktor menambah menjadi dua unit. Selain itu, digunakan pula alat berat XAPC 201 dan XAPC 781.
“Dengan dua alat bored pile, kami bisa menyelesaikan hingga empat titik pengeboran per hari, sekaligus pengecorannya. Alhamdulillah, dari 55 titik awal, tinggal dua titik yang belum selesai,” ungkapnya.
Meski progres berjalan cepat, lanjut Andre, pekerjaan mengalami penyesuaian akibat temuan longsor di luar rencana awal.
“Jadi dari rencana 109 meter, jalur perbaikan bertambah 10 meter karena adanya longsoran baru. Percepatan tetap kami usahakan semaksimal mungkin,” terangnya.
Ia menambahkan, saat ini pengerjaan di lapangan berlangsung intensif bahkan jam kerja dimulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 22.00.
“Memang kita kebut terus, bahka
sering pengerjaan dilakukan sampai pukul 01.00 atau 02.00 dini hari,” ungkap Andre.
Sementara itu, Anggota Komisi C DPRD Jember Agung Budiman menegaskan pentingnya menjaga spesifikasi dan kualitas material.
“Intinya kami mendorong agar spesifikasi tidak dikurangi dan kualitas tetap terjaga sehingga kondisi jalan tetap baik,” kata Agung.
Legislator Golkar itu menambahkan, untuk pengecoran beton nantinya harus melalui uji mutu dan tes laboratorium sesuai spesifikasi.
“Mudah-mudahan apa yang tercantum dalam dokumen penawaran dan lelang benar-benar sesuai pelaksanaan di lapangan,” ucapnya.
“Dalam pengerjaan proyek ini, pabrikasi besi dikerjakan oleh 20 orang. Setiap unit bored pile dioperasikan oleh tim beranggotakan lima orang. Dengan dua alat, total ada 10 pekerja di bagian ini, ditambah kru yang mengoperasikan alat berat XAPC 201 dan XAPC 781,” tutup Agung.
Sekedar tambahan, berdasarkan perhitungan, progres pekerjaan per 8 Agustus menunjukkan deviasi sekitar 27 persen. Meski demikian, pihak kontraktor optimistis bisa menyelesaikan pekerjaan bahkan sebelum target 24 September, asalkan cuaca mendukung dan tidak ada hambatan besar di lapangan. (*)