H-10 Lebaran, Peternak Ayam Petelur Kota Batu Mengeluh dan Meratapi Nasib

Reporter: P. Priyono
Editor: Gagah Saputra
oleh -83 Dilihat
Peternak ayam petelur di Kota Batu.

KabarBaik.co – Mendekati lebaran hari raya Idul Fitri mendatang kurang 10 hari peternak ayam petelur di wilayah Kota Batu diperkirakakan berkurang omzetnya atau bisa dikatakan merugi.

Ini disebabkan harga pakan ayam dan konsentrat harganya semakin mahal.
Dikatakan Penasehat Paguyuban Peternak Ayam Petelur Kota Batu, Ludy Tanarto, bahwa harga telur dari peternak posisi murah atau masih tetap belum ada kenaikan.

“Tentunya di sini peternak telur ayam rugi. Karena biaya produksi lebih tinggi dari harga panen,” tegas Ludy, Senin (1/4).

Kalau harga normal perkilo, menurutnya, pakan ayam yaitu jagung Rp 5 ribu. Konsentrat perkilo harganya Rp 8 ribu. Dan, telur Rp 22 ribu dari kandang.

Baca juga:  Pedagang Pasar Induk Among Tani Mensinyalir Ada Kecurangan Pembagian Bedak

“Kenaikan harga telur itu melonjaknya pada Februari 2024 hingga bulan ini. Hari ini, harga konsentrat dan jagung melambung. Tetapi, harga telor dari peternak masih tetap,” ujar Ludy.

Selain itu, penyebab peternak ayam petelur menuju gulung tikar ini. Ludy menegaskan, masih adanya penyebaran telur tetas atau telur yang dapat ditetaskan.

“Kalau sumber telur tetas ini di Kota Batu sebenarnya tidak ada. Ini dibawa oleh pedagang atau penjual telur. Jadi, telur tetas ini saat puasa menghadapi lebaran tidak ada yang produksi. Makanya telur ini langsung dijual,” urainya.

Baca juga:  Long Weekend, Okupansi Perhotelan Kota Batu Capai 60 Persen

Ia menegaskan, beredarnya telur tetas di pasaran menyebabkan kerugian peternak ayam petelur. Selain kualitas telur tetas itu tidak bagus juga harganya yang lebih murah dari telur normal. Dan, penjualan telur tetas ini sembunyi-sembunyi karena tidak wajar.

“Dalam kondisi ini peternak telur sekali lagi rugi. Harusnya pemerintah Kota Batu lebih tegas untuk operasi pasar bersama Satpol PP. Karena, kami yakin pemerintah mengetahuinya. Salah satu contoh penjual telor di pinggir jalan. Untuk itu, dalam kondisi ini peternak ayam petelur hanya bisa mengeluh dan meratapi nasib,” tandasnya.

Baca juga:  Kota Batu Capai 98 Persen Keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan

Diketahui berdasarkan informasi, telur tetas yang dijual di pasaran adalah telur fertil yang dapat ditetaskan karena mempunyai embrio, yang biasa dijadikan untuk bibit ayam atau yang disebut juga DOC (Day Old Chick). Contohnya telur ayam HE (Hatching Egg) atau telur fertil.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.