KabarBaik.co – Menghadapi tantangan musim kering dan dampak perubahan iklim global, Syngenta Indonesia meluncurkan benih jagung hibrida berteknologi tinggi, NK Perkasa Sakti, yang dirancang untuk tetap produktif dalam kondisi lingkungan ekstrem.
Peluncuran benih ini digelar di Syngenta Learning Center, Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Acara tersebut dihadiri Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gunawan, SP, M.Si., Wakil Bupati Kediri Dewi Maria Ulfa, S.T., perwakilan dinas pertanian, serta lebih dari 500 petani jagung dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Gunawan menjelaskan bahwa produksi jagung nasional tahun 2024 mencapai 15,14 juta ton pipilan kering berdasarkan data BPS, sementara target produksi tahun 2025 ditetapkan sebesar 16,68 juta ton. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menyediakan alokasi bantuan benih jagung seluas 300 ribu hektare.
“Kami mengapresiasi Syngenta yang terus berinovasi menghasilkan varietas jagung hibrida yang membantu petani dalam menjaga produktivitas, terutama di tengah tantangan iklim,” ujarnya, Rabu (2/7).
Menurutnya, benih merupakan komponen utama dalam produksi tanaman. Hingga kini, sudah dilepas 371 varietas jagung hibrida di Indonesia. Pemerintah mendorong sektor swasta untuk terus merakit dan mengembangkan benih unggul agar dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.
Customer Business Manager Syngenta Indonesia, Nguyen Huy Cuong, menjelaskan bahwa NK Perkasa Sakti merupakan benih jagung bioteknologi dengan dua keunggulan utama: tahan terhadap serangan Asian Corn Borer (penggerek batang) dan toleran terhadap herbisida glifosat.
“Benih ini kami hadirkan sebagai solusi bagi petani menghadapi cuaca yang semakin tak menentu. NK Perkasa Sakti tangguh, efisien, dan tetap memberikan hasil tinggi,” jelas Cuong.
Kombinasi keunggulan tersebut memberikan tiga manfaat langsung bagi petani: mudah dirawat, menguntungkan karena hemat biaya, dan meningkatkan hasil panen dengan meminimalkan kerusakan akibat hama dan gulma.
Seed Marketing Head Syngenta Indonesia, Imam Sujono, menambahkan bahwa potensi hasil NK Perkasa Sakti bisa mencapai 13,3 ton per hektare dalam kondisi optimal. Dengan produktivitas yang lebih tinggi 5–10 persen dari varietas konvensional, benih ini sangat penting bagi daerah sentra produksi seperti Kediri dan Jawa Timur secara umum.
Salah satu petani, Abubakar asal Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas, Jember, mengaku telah merasakan manfaat signifikan dari benih NK Perkasa Sakti. “Tanamannya lebih tahan terhadap ulat penggerek batang dan perawatan gulmanya jauh lebih mudah. Hasil panen saya sekarang bisa lebih tinggi dibanding masa awal bertani jagung,” ujarnya.
Menurut Abubakar, hasil panennya kini jauh di atas 4 ton/hektare yang biasa ia peroleh, bahkan mencapai dua kali lipat.
Peluncuran benih NK Perkasa Sakti di Kediri merupakan bagian dari rangkaian program nasional Syngenta Indonesia yang sebelumnya juga dilakukan di Lampung, Bone (Sulawesi Selatan), Lamongan, dan Grobogan (Jawa Tengah).
Syngenta juga menyediakan akses terhadap teknologi dan pelatihan pertanian berkelanjutan melalui aplikasi peTani, yang telah digunakan oleh lebih dari 50 ribu petani di seluruh Indonesia. Aplikasi ini memberikan panduan praktik budidaya jagung yang lebih sehat dan efisien dalam penggunaan sumber daya.
Selain itu, Syngenta memiliki 24 Learning Centers yang tersebar di Indonesia, menjangkau sekitar 17 ribu petani setiap tahun. Fasilitas ini tidak hanya menyediakan pelatihan langsung, tetapi juga mengintegrasikan teknologi digital untuk memperluas akses edukasi dan mempercepat adopsi teknik pertanian ramah lingkungan.
“Syngenta berkomitmen menjadi mitra strategis petani Indonesia. Dengan mempercepat inovasi benih bioteknologi seperti NK Perkasa Sakti, kami ingin membantu petani lebih siap menghadapi dampak perubahan iklim, menjaga produksi tetap stabil, dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” pungkas Imam Sujono.