Hadiri Halaqah Kiai dan Ulama Nusantara di Pasuruan, Menko PM: Pesantren Simpul Pengentasan Kemiskinan

oleh -386 Dilihat
50c3a06d 135e 41aa 91c4 84810cc05d29
Menko PM Muhaimin Iskandar saat halaqoh kiai dan ulama nusantara di Pasuruan. (Foto: Zia Ulhaq)

KabarBaik.co – Ratusan kiai dan ulama dari berbagai penjuru Nusantara berkumpul dalam sebuah momen penting di Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Al-Yasini, Kabupaten Pasuruan dalam sebuah perhelatan nasional yang bertajuk Halaqah Kiai dan Alim Ulama Nusantara, Selasa (15/7).

Halaqah ini menjadi ruang pertemuan istimewa untuk meneguhkan kembali peran pesantren sebagai pusat penguatan umat serta simpul transformasi sosial yang kokoh dalam menghadapi kemiskinan dan ketimpangan sosial yang masih mengakar di negeri ini.

Acara yang mengusung tema “Pesantren Sebagai Simpul Pengentasan Kemiskinan, Pemberdayaan, dan Kemandirian Masyarakat” ini dihadiri Menteri Koordinator (Menko) Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar.

Halaqah ini lahir dari kesadaran kolektif bahwa tantangan kemiskinan, ketimpangan sosial, dan keterbelakangan masih menjadi masalah besar bangsa.

“Pesantren sebagai simpul pengentasan kemiskinan saat ini, maka peran penting dalam mengangkat kemiskinan saat ini diawali dari pesantren yang sudah lama berkembang melawan kemiskinan,” dalam sambutan Menko PM Muhaimin Iskandar.

Saat ini, lebih dari 3,17 juta penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan ekstrem. Tak kurang dari 20 juta orang berada di bawah garis kemiskinan, dan lebih dari 60 juta tergolong masyarakat rentan yang bisa jatuh miskin hanya karena satu kejadian tak terduga seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau bencana.

Lebih dari sekadar angka statistik, mereka adalah wajah-wajah nyata dari umat yang membutuhkan perhatian, kepedulian, dan uluran tangan.

Dan pesantren, dengan sejarah panjang serta akar kuat dalam masyarakat, diyakini sebagai kekuatan sosial-keagamaan yang memiliki potensi luar biasa untuk menjadi solusi.

“Pesantren menjadi solusi dalam menekan angka kemiskinan saat ini, sewaktu-waktu kemiskinan bisa terjadi lebih tinggi apabila tidak diatasi sejak saat ini,” terangnya.

Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan keislaman. Ia telah menjadi “katup pengaman” sosial dalam banyak krisis, bahkan menjadi penggerak ekonomi komunitas di akar rumput.

Kiprah Pesantren Sidogiri di Jawa Timur adalah contoh nyata. Melalui jaringan Basmalah Mart yang dikelolanya, pesantren ini mampu menggerakkan ekonomi warga secara nyata, hingga menyaingi jaringan ritel nasional seperti Indomaret dan Alfamart di kawasan Tapal Kuda.

Kekuatan pesantren terletak pada kapasitas sosialnya yang inklusif, nilai gotong royong yang mengakar, serta keteladanan kepemimpinan yang menginspirasi.

Ribuan pesantren di Indonesia telah terbukti mampu menyediakan pendidikan murah, bahkan gratis, tanpa mengandalkan APBN. Banyak dari mereka berdiri secara mandiri, menjadi bukti bahwa pesantren menjalankan fungsi negara secara sukarela dan konsisten. Maka dari itu, negara memiliki utang moral terhadap pesantren. Sudah sepatutnya negara hadir, bersinergi, dan memperkuat potensi besar ini.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Zia Ulhaq
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.