KabarBaik.co – Pasangan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) Bojonegoro nomor 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah, berjanji membangun puluhan sekolah unggulan di beberapa titik. Syaratnya keduanya terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Bojonegoro periode 2024-2029.
Setyo Wahono menegaskan bahwa dirinya akan memprioritaskan aksesbilitas atau keterjangkauan dan peningkatan kualitas pendidikan di Bojonegoro. Caranya melalui pembangunan puluhan sekolah unggulan tingkat SD, SMP hingga SMA yang tersebar di beberapa titik di wilayah kecamatan.
Rinciannya, sekolah unggulan tingkat SMA/sederajat di 5 titik zona/kawasan, sekolah unggulan tingkat SMP/sederajat di 10 titik, dan sekolah unggulan tingkat SD/sederajat di 20 titik. Sekolah-sekolah unggulan tersebut akan didukung sarana prasarana, tenaga pengajar, fasilitas laboratoriun, olahraga, dan lain-lain yang berkualitas.
Menurut Wahono, cara ini dipercaya membuat pendidikan Bojonegoro semakin maju dan berkualitas. Serta para siswa bisa mengukir prestasi baik tingkat nasional hingga internasional.
“Pendidikan ini adalah kunci kemajuan suatu daerah, karena dapat menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Sektor pendidikan ini sudah menjadi prioritas dan komitmen kami jika diberi amanah memimpin Bojonegoro,” tegas Wahono, Rabu (6/11).
Untuk mewujudkan pendidikan Bojonegoro berkualitas ini, Wahono juga telah menyiapkan satuan tugas (satgas) pembangunan di sektor pendidikan. Satgas ini akan membantu mempercepat pembangunan pendidikan baik infrastruktur maupun SDM.
Program pendidikan paslon Setyo Wahono-Nurul lainya adalah menggratiskan biaya sekolah, pemberian beasiswa S1 hingga S3, beasiswa bagi pelajar asli Bojonegoro untuk tingkat SLTA, bantuan satu siswa satu laptop (SiswaTop) untuk pelajar tingkat SLTA dari keluarga tidak mampu.
“Kita juga akan memberikan Kartu Guru untuk meningkatkan kesejahteraan guru swasata. Honor atau insentif mereka akan kami tingkatkan dan daftarkan BPJS Ketenagakerjaan,” tutur Wahono.
Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro, Ahmad Supriyanto menjelaskan, jumlah sekolah negeri yang rusak mencapai 1.027 unit, baik SD maupun SMP. Rinciannya, 692 unit SD negeri dengan total jumlah ruang sebanyak 4.296 unit. Dari jumlah itu sebanyak 816 ruang dalam kondisi rusak ringan, sedang, hingga rusak berat.
Sedangkan untuk jenjang SMP dari 49 unit sekolah dengan jumlah total 996 ruang, ditemukan sebanyak 211 ruang dalam kondisi sama dengan SD. Ada pula SMP negeri satu atap sebanyak 6 lembaga yang gedungnya ikut SD. Padahal dari total 741 unit SD dan SMP berstatus negeri di bawah Dinas Pendidikan Bojonegoro tersebut memiliki 32.681 siswa.
“Banyaknya sekolah negeri rusak hingga tahun anggaran 2024 ini disebabkan minimnya perawatan dan perbaikan sejak lima tahun terakhir,” ungkap Supriyanto. Dia berharap bupati dan wakil bupati Bojonegoro mendatang dapat mempercepat pembangunan infrastruktur pendidikan dan menghapus ketimpangan sekolah di perdesaan dan perkotaan. (*)