KabarBaik.co – Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Situs Persada Soekarno, Ndalem Pojok, Kediri, Selasa (28/10), menjadi lebih dari sekadar seremoni tahunan. Di tengah keprihatinan atas menurunnya kesadaran kebangsaan di kalangan generasi muda, kegiatan ini justru melahirkan gagasan konkret: Outbound Kebangsaan, sebuah program edukatif interaktif untuk menanamkan kembali semangat nasionalisme dan cinta tanah air.
“Kalau tidak ada langkah nyata untuk menyikapi merosotnya rasa nasionalisme di kalangan generasi muda, maka masa depan Indonesia menjadi taruhannya,” tegas Hendra Wijanarko, Panitia Tasyakuran Hari Sumpah Pemuda Situs Persada Soekarno.
Pernyataan Hendra merespons hasil survei Setara Institute yang mengungkap bahwa 83,3 persen pelajar SMA menganggap Pancasila bukan ideologi final. Angka itu menjadi alarm moral bagi bangsa tentang perlunya penguatan kembali pendidikan kebangsaan.
“Kami tidak mengatakan survei itu sepenuhnya benar, tapi ini alarm moral bagi kita semua. Pendidikan kebangsaan harus diperkuat, bukan hanya lewat teori di ruang kelas, tapi juga lewat pengalaman nyata,” ungkap Ari Hakim, moderator diskusi kebangsaan.
Dalam sesi yang sama, Wawan Sugiraharjo dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kediri menekankan bahwa perubahan zaman turut memengaruhi pola pikir generasi muda.
“Generasi saat ini tidak sama dengan generasi sebelumnya. Dunia mereka sudah berubah. Karena itu, pendidikan kebangsaan harus disesuaikan dengan bahasa dan cara berpikir generasi milenial, Z, dan Alfa,” jelasnya.
Program Outbound Kebangsaan yang digagas Situs Persada Soekarno Kediri disambut positif oleh berbagai kalangan. Mengusung konsep pembelajaran kebangsaan yang interaktif dan kolaboratif di alam terbuka, kegiatan ini menjadi metode edukasi baru yang menarik bagi generasi muda.
“Kami ingin menghadirkan pendidikan kebangsaan yang menarik dan bermakna bagi generasi muda. Mereka perlu mengalami langsung semangat persatuan dan kebersamaan, bukan hanya mempelajarinya lewat layar digital,” ujar Kushartono, Ketua Harian Situs Persada Soekarno Kediri.
Rencananya, Outbound Kebangsaan akan disusun terintegrasi dengan kurikulum pendidikan nasional, mulai dari tingkat TK hingga SMA.
Sebagai penutup, acara Tasyakuran Hari Sumpah Pemuda ke-97 diakhiri dengan Doa Lintas Agama dan Deklarasi ‘Kembali Menjadi Bangsa Indonesia’. Keduanya menjadi simbol tekad bersama untuk menjaga api semangat Sumpah Pemuda 1928 dan warisan Bung Karno agar tetap hidup di dada generasi penerus bangsa.
“Walau hanya setetes air, kami ingin respons terhadap merosotnya kesadaran kebangsaan ini benar-benar nyata. Jadi bukan sekadar didiskusikan, tapi ada tindakan antisipatif yang konkret,” tandas Kushartono. (*)






