KabarBaik.co – Sosok AKP I Made Jata Wiranegara, kini tengah memimpin Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Kediri dengan sejumlah inovasi dan pendekatan humanis. Memasuki bulan keempat menjabat sebagai Kasat Lantas Polres Kediri, pria kelahiran 1993 Tabanan, Bali, ini dikenal sebagai perwira muda yang berkomitmen membangun budaya tertib berlalu lintas, sekaligus memegang nilai ajaran Tri Hita Karana dalam menjalankan tugasnya.
Menariknya, perjalanan Made Jata menjadi polisi bukanlah rencana awal. Ia mengaku saat lulus dari SMA Negeri 1 Kediri Tabanan Bali, justru bercita-cita melanjutkan pendidikan di IPDN atau Universitas Udayana. Namun, jalan hidup berkata lain. Ia mengikuti seleksi Akpol tanpa ekspektasi tinggi dan justru diterima.
“Awalnya saya daftar Akpol tidak menyangka bisa lolos. Bahkan teman-teman seangkatan saya juga kaget. Dari tiga orang yang diterima Akpol dan Akmil, ternyata salah satunya saya,” kenangnya, Jumat (23/5).
Made Jata lahir dari keluarga PNS. Jauh dari latar belakang militer atau kepolisian tingkat akademi. Ia menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2015, lalu melanjutkan studi hingga meraih gelar Magister Kajian Ilmu Kepolisian di Universitas Airlangga.
“Ibu saya dulu pengennya saya jadi dokter, latar belakang keluarga saya ayah dan ibu pensiunan PNS, pakde saya ada yang polisi namun tidak berasal dari Akpol, memang lingkungan rumah saya itu daerah Rindam IX Udayana, jadi banyak tentara lari-lari, mungkin itu keinginan mengabdi pertamanya ya,” terangnya.
Karirnya di kepolisian berawal dari jabatan Kanit Turjagwali Satlantas Polres Madiun, lalu dipercaya menjadi KBO Satlantas di tempat yang sama. Pengalamannya saat ditugaskan di luar Jawa sebagai Panit Subdit IV Ditreskrimsus Polda Kalimantan Timur dan Kasat Reskrim Polres Kutai Timur, sebuah kabupaten yang wilayahnya seluas Provinsi Jawa Barat.
Usai itu, ia kembali ke Jawa Timur sebagai Paur Subbagdiapers Biro SDM Polda Jatim, sebelum akhirnya ditunjuk menjadi Kasat Lantas Polres Kediri.
Dalam menjalankan tugas, AKP Made Jata berpegang teguh pada prinsip ajaran Tri Hita Karana yang ia warisi dari leluhurnya di Bali. Filosofi ini mengajarkan pentingnya menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan), sesama manusia (Pawongan), dan lingkungan alam (Palemahan).
“Tri Hita Karana itu menjadi pedoman hidup saya. Karena tugas kita sebagai aparat bukan hanya menegakkan hukum, tapi juga membangun keharmonisan dalam kehidupan masyarakat,” tegasnya.
Sebagai Kasat Lantas, ia kini tengah fokus menurunkan angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Kediri. Sejumlah langkah strategis telah dilakukan, mulai dari upaya preventif melalui sosialisasi ke sekolah-sekolah, hingga tindakan represif kepada pelanggar lalu lintas.
“Kami juga memperkuat sinergi dengan stakeholder terkait. Karena masalah lalu lintas ini kompleks dan perlu kolaborasi berbagai pihak,” ujarnya.
Sebagai penutup, AKP Made Jata berpesan bahwa membangun budaya tertib berlalu lintas di masyarakat adalah kunci utama. Sebab, menurutnya, kecelakaan tidak hanya berdampak pada korban tetapi juga pada keluarga dan lingkungan sosial di sekitarnya.
“Saat berkendara, patuhi selalu aturan lalu lintas yang ada, karena ketika kita berada di jalan, kita tidak hanya menjaga keselamatan pribadi, tetapi juga menjaga keselamatan pengguna jalan lain agar selalu terhindar dari kecelakaan,” pesannya.(*)