KabarBaik.co – Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2576, suasana penuh kerukunan terlihat di Klenteng Tri Dharma Teng Swie Bio, Krian, Sidoarjo, Jawa Timur. Umat Muslim dan Konghucu setempat bersama-sama melakukan kegiatan bersih-bersih kelenteng sebagai bentuk kebersamaan dan semangat saling menghormati. Kegiatan ini menjadi simbol dari kerukunan antarumat beragama yang sudah lama terjalin di wilayah tersebut.
Sejumlah warga Muslim dengan sukarela bergabung bersama umat Konghucu untuk membersihkan seluruh sudut klenteng. Mereka gotong royong dengan penuh semangat, membersihkan atap, dinding, meja, hingga altar tempat ibadah. Kegiatan ini tak hanya menjadi ajang gotong royong, tetapi juga memperlihatkan hubungan yang harmonis antarumat beragama di Sidoarjo.
Liliana Anggraheni, Ketua Kelenteng Teng Swie Bio, menjelaskan bahwa kerukunan ini sudah terbentuk sejak lama. “Kerukunan antaragama sudah lama terbangun. Warga Muslim banyak yang tinggal sekitar kelenteng dan selalu membantu kami, karena kita juga sering membantu mereka,” ujarnya, Minggu (26/1).
Selain bersih-bersih, umat Konghucu juga melanjutkan dengan ritual memandikan patung dewa-dewi yang ada di kelenteng. Sebanyak 11 patung dewa-dewi dimandikan, termasuk patung utama Kong Co Tong Tek Cun Ong dan Mak Co Dhiem Sang Seng. Ritual ini dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan ibadah sembahyang untuk menyambut Tahun Baru Imlek.
Ritual memandikan patung dewa-dewi ini memiliki makna yang mendalam bagi umat Konghucu. Liliana menjelaskan bahwa kegiatan ini ibarat mengganti baju dan berhias. “Ibarat orang yang ganti baju dan berhias, demikian pula dengan patung dewa, kita mandikan sebagai bentuk menyucikan diri,” kata Liliana.
Bagi umat Konghucu, ritual ini adalah bentuk penghormatan kepada dewa-dewi sekaligus penyucian diri dan pikiran menjelang tahun baru.
Selain sebagai bentuk penyucian, ritual ini juga mengandung harapan akan datangnya keberkahan dan kedamaian di tahun yang baru. Umat Tri Dharma di Klenteng Teng Swie Bio berharap, dengan semangat kebersamaan yang tercipta, Indonesia dapat terus hidup dalam kedamaian dan keharmonisan, tanpa memandang perbedaan agama dan keyakinan.
Harapan ini mencerminkan sikap positif dan semangat persaudaraan yang tumbuh di tengah masyarakat yang plural. Kerjasama antara umat Muslim dan Tionghoa ini tidak hanya sebatas perayaan, tetapi juga menjadi contoh nyata dari persatuan yang terbangun atas dasar saling pengertian dan toleransi.
Dalam suasana penuh kedamaian ini, umat Konghucu di Sidoarjo berharap Tahun Baru Imlek 2576 akan membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Mereka percaya bahwa dengan mempererat tali persaudaraan, semua umat dapat hidup rukun dalam keberagaman, menciptakan Indonesia yang lebih damai dan sejahtera. (*)