
KabarBaik.co- Pemerintah Indonesia terus mencari cara untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi perjalanan jemaah haji dan umrah. Salah satu langkah terobosan terbaru datang dari Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi, yang menilai Bandara Internasional Taif di Makkah layak menjadi jalur masuk alternatif bagi jemaah asal Indonesia.
Hal ini diungkapkan Dudy dalam kunjungannya ke Arab Saudi pada Minggu (8/6), dalam pertemuan antara Anggota Amirul Hajj Indonesia 2025 dan Otoritas Bandara Taif. Pertemuan tersebut membahas peluang pemanfaatan bandara ini untuk memperlancar arus kedatangan jemaah dari Tanah Air.
“Bandara Taif akan menjadi opsi tambahan selain Jeddah dan Madinah, untuk mengurangi kepadatan dan mempercepat akses menuju Makkah. Jaraknya pun cukup dekat, hanya sekitar 70 kilometer dari Makkah,” ujar Menhub dalam keterangan pers, Senin (9/6).
Sebagai langkah awal, Bandara Taif tahun ini sudah mulai digunakan oleh jemaah haji khusus asal Indonesia. Sebanyak 44 jemaah mendarat di bandara ini pada Rabu (28/5), menandai dimulainya diversifikasi jalur masuk jemaah ke Arab Saudi.
“Ini jadi catatan penting untuk perluasan akses jemaah kita. Jika terbukti efektif, ke depan Bandara Taif bisa menjadi pilihan reguler,” tambah Dudy.
Menurut data dari Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, hingga 28 Mei 2025, total jemaah haji khusus yang telah tiba di Arab Saudi mencapai 10.654 orang. Dari jumlah tersebut, 60 persen atau sekitar 6.205 jemaah mendarat di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, dan 4.449 jemaah melalui Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz, Madinah.
Dengan hadirnya Bandara Taif sebagai pintu masuk baru, diharapkan pelayanan haji dan umrah bisa makin optimal, dengan jalur kedatangan yang lebih tersebar dan nyaman bagi para jemaah.
Mina Kembali Lengang
Sementara itu, suasana Mina yang biasanya dipenuhi hiruk pikuk jemaah haji dari seluruh dunia kini berubah drastis. Di hari terakhir tasyrik, Senin (9/6) atau bertepatan dengan 13 Dzulhijah 1446 H, kawasan ini kembali lengang. Sebanyak 25 ribu jemaah haji Indonesia yang memilih skema nafar tsani mulai meninggalkan Mina. Mereka telah dipindahkan ke hotel-hotel di Makkah.
Proses pemindahan dimulai sejak pukul 07.00 waktu Arab Saudi atau sekitar pukul 11.00 WIB. Tenda-tenda yang sebelumnya penuh sesak kini banyak yang kosong. Jalanan yang menghubungkan maktab ke Jamarat melalui terowongan Mina pun terlihat lapang, kontras dengan kepadatan luar biasa yang terjadi selama tiga hari terakhir.
“Alhamdulillah, saat ini suasananya sudah lenggang, tidak lagi terlihat hiruk pikuknya,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief, saat memantau langsung dari Tenda Misi Haji Indonesia di Mina seperti dilansir dari website Kemenag.
Nafar tsani merupakan opsi bagi jemaah untuk menetap di Mina hingga 13 Dzulhijah setelah melaksanakan lempar jumrah pada 11 dan 12 Dzulhijah. Dari kuota 221 ribu jemaah haji Indonesia tahun ini, ada sekitar 25 ribu atau 11,3 persen memilih menyempurnakan ibadah dengan nafar tsani. Adapun sisanya telah lebih dulu meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijah dengan nafar awal.
Hilman menyampaikan bahwa pemindahan jemaah dilakukan secara bertahap dalam tiga gelombang, menyesuaikan jumlah jemaah di masing-masing maktab. Untuk kelompok kecil, kendaraan khusus disiapkan agar proses pemindahan berjalan efisien dan tetap nyaman bagi jemaah.
Kemenag juga mengantisipasi kemungkinan adanya jemaah yang tertinggal dengan membentuk tim penyisiran. Petugas disebar ke berbagai sudut tenda, bahkan menggunakan mobil golf untuk menjangkau maktab-maktab tertentu yang sulit dijangkau berjalan kaki. “Kami pastikan tidak ada yang tertinggal,” tegas Hilman.
Ia juga mengimbau para jemaah untuk tidak terburu-buru melaksanakan tawaf ifadhah setiba di Makkah. Dia menyatakan, kondisi fisik jemaah yang baru menyelesaikan rangkaian panjang ibadah dari Arafah, Muzdalifah, hingga Mina, membutuhkan waktu untuk pulih. “Kami harapkan jamaah bisa menggunakan waktunya untuk istirahat terlebih dahulu,” pesannya.
Seluruh rangkaian pemindahan ini merupakan bagian dari komitmen Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kemenag untuk memberikan layanan terbaik, memastikan jemaah terlayani secara aman, tertib, dan siap melanjutkan tahapan ibadah berikutnya hingga kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat dan penuh berkah. (*)