KabarBaik.co – Musim kemarau masih berlangsung di hampir seluruh wilayah Jawa Timur. Hampir semua daerah masih berada pada periode kering yang cukup panjang. Namun, bukan berarti tidak ada potensi hujan di kemarau ini.
Menurut BMKG Juanda, curah hujan di musim kemarau sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi wilayah. Kawasan pegunungan atau dataran tinggi berpeluang lebih besar untuk diguyur hujan meskipun secara umum Jawa Timur masih diliputi kemarau.
“Untuk saat ini sebagian besar wilayah Jawa Timur masih musim kemarau. Tapi tidak menutup kemungkinan hujan terjadi di beberapa daerah, terutama yang memiliki topografi pegunungan,” ujar pihak BMKG Juanda dalam keterangannya, Kamis (11/09).
BMKG juga mencatat adanya potensi gangguan atmosfer yang akan melintas di Jawa Timur dalam waktu dekat. Fenomena ini diperkirakan dapat memicu cuaca ekstrem dan membuat hujan turun secara tiba-tiba dengan intensitas sedang hingga lebat.
Salah satu gangguan atmosfer yang terdeteksi adalah sistem tekanan rendah atau low pressure. Kondisi ini biasanya memicu hujan deras, angin kencang, hingga petir yang dapat melanda sejumlah wilayah.
BMKG Juanda memperkirakan periode rawan tersebut akan berlangsung mulai 10 hingga 17 September 2025. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca di rentang waktu tersebut.
“Untuk prediksi musim hujan secara rinci, kami masih menunggu informasi dari pusat. Namun masyarakat perlu bersiap menghadapi potensi cuaca ekstrem, terutama pada periode 10 hingga 17 September mendatang,” tambah pihak BMKG Juanda.
Masyarakat diimbau untuk selalu memperbarui informasi cuaca melalui saluran resmi agar tidak lengah. Aktivitas sehari-hari juga sebaiknya disesuaikan dengan kondisi cuaca agar tetap aman dan nyaman.
Selain itu, warga diminta mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, seperti banjir lokal, genangan air, hingga pohon tumbang. Kewaspadaan penting terutama bagi daerah rawan bencana hidrometeorologi. (*)