Dari hasil penyidikan terungkap, Jumat (5/4) kendaraan travel tidak resmi itu berangkat sekitar pukul 19.30 WIB dari Ciamis menuju Jakarta untuk menjemput penumpang. Selanjutnya, Sabtu (6/4), kendaraan travel tidak resmi berangkat lagi dari Jakarta pada siang hari untuk mengantar penumpang ke Ciamis sekaligus menjemput.
Sesampainya di Ciamis, pada Minggu (7/4), sopir kembali berangkat pada pagi hari menuju Jakarta mengantar penumpang. Setelah itu beristirahat dan pada sore hari berangkat menuju Ciamis lagi untuk mengantar penumpang.
”Di kendaraan itu berpenumpang 12 orang, Di mana seharusnya berkapasitas 9 penumpang dan belum lagi ditambah dengan barang bawaan. Hal itu tentunya juga menambah ketidakstabilan kendaraan,” jelas Soejanto.
Oleh karena itu, KNKT mengimbau kepada warga sebelum berkendara jarak jauh, yakinkan diri telah beristirahat dengan cukup. Serta bila merasa telah lelah hendaknya beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.
”Adapun untuk fatalitas korban disebabkan para penumpang yang berada di mobil penumpang tidak menggunakan sabuk keselamatan,” terang Soerjanto.
Sebelumnya, kecelakaan adu banteng terjadi di lajur contraflow tol Jakarta-Cikampek, tepatnya KM 58. Kecelakaan itu melibatkan 3 kendaraan. Yakni Daihatsu Gran Max yang melaju dari arah Jakarta. Sedangkan dua kendaraan lainnya, Daihatsu Terios dan bus Primajasa.
”Jadi kecelakaan yang berakibat korban meninggal dunia dan 2 kendaraan terbakar yang melibatkan 3 kendaraan,” kata Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (8/4).
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 07.04 WIB. Akibat kecelakaan itu, kendaraan Gran Max terbakar hebat. Aan belum bisa memastikan penyebab kecelakaan. Namun, hasil olah TKP menduga Gran Max melaju pada kecepatan di atas 100 KM/jam dan tidak melakukan pengereman sebelum benturan terjadi.