KabarBaik.co – Berbagai aktivitas positif dilakukan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Kediri. Salah satunya ialah dengan mempelajari berbagai keterampilan yang mendukung sebelum ia kembali bebas ke masyarakat. Seperti dilakukan di Sarana Asimilasi dan Edukasi Lapas Kulon Kali (SAE LAKULI).
Kalapas Kelas IIA Kediri, Urip Dharma Yoga, mengatakan bila 11 narapidana yang memenuhi syarat asministratif, substantif dan telah menjalani prosedur setiap harinya melakukan produktivitas di tempat dengan jarak 3KM dari kantor Lapas Kelas II A Kediri itu.
“Setiap hari diajak ke sini dipekerjakan, ini pun apabila nanti menghasilkan suatu materi itu kita ada PNBP setiap bulannya di sini untuk negara dan hasil penjualan itu warga binaan juga dapat upah premi,” ucapnya Senin (14/10).
Menurut Urip, rata-rata warga binaan di sini tidak menggunakan preminya. Akan tetapi memilih untuk menabungnya ketika kelak ia pulang maupun kedatangan sanak keluarga saat berkunjung.
“Dia bisa memberi, membelikan oleh-oleh kepada anak-anaknya walaupun dia di sini sebatas membelikan tas sekolah atau pulpen dan buku. Itu sangat berharga untuk anak dan dia ada rasa tanggung jawab sebagai bapak,” tambahnya.
Diketahui, SAE LAKULI ini terdapat beberapa aktivitas seperti produksi tempe, perkebunan, peternakan kambing, perikanan, potong ayam, pertukangan kayu dan las yang bisa dimanfaatkan oleh para narapidana.
“Jadi selain di sini lokasinya asri, kita memiliki tempat ibadah khusus dan disini Warga Binaan juga tetap memiliki hak untuk dikunjungi keluarganya,” ungkap pria asal Purwokerto itu.
Terbesar ialah untuk sektor produksi tempe yang mencapai 24 KG dalam sehari dan akan dijual kepada pihak ketiga seperti penampung maupun pemborong. Dari hasil penjualan itu, para narapidana akan mendapatkan keuntungan 10 persen.
“Tergantung penjualan sepuluh persen dari keuntungan itu masih ada PNBP sebulan Rp 900.000, itu dari tenaga keringat jerih payah dan sumbangsing narapidana,” imbuhnya.
Sementara itu, Yudi salah seorang warga binaan merasa senang, sebab ia menjalani keseharianya dengan mendapat kegiatan yang produktif sekaligus pengalaman kerja berupa pembuatan tempe.
“Ya saya tiap hari menjalankan hukuman dengan mengerjakan tempe sama cari pengalaman yang bisa dimanfaatkan kalau sudah pulang,” tambahnya. (*)