KabarBaik.co – Isu pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tak kunjung reda. Bahkan muncul anggapan bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto enggan angkat suara karena takut ikut terseret.
Namun, tudingan itu langsung ditepis keras oleh eks anggota Tim Mawar Kopassus, Fauka Noor Farid. Fauka menegaskan Prabowo bukan tipe pemimpin yang mudah gentar terhadap tekanan politik, apalagi ancaman dari elite atau pihak asing.
“Tidak ada yang namanya pak Prabowo takut terhadap ancaman. Kelompok elite maupun orang yang katanya berpengaruh tidak dapat mengancam pak Prabowo,” kata Fauka lewat sambungan telepon, Rabu (16/7).
Menurut Fauka, sikap diam Prabowo bukan karena takut terhadap ancaman atau balas budi politik. Melainkan lebih pada sikap tenang dan hati-hati agar tidak memperkeruh situasi. Sebab jika polemik ini dibiarkan berkembang liar, bisa menjadi alat politik kelompok tertentu.
“Tapi isu pemakzulan tersebut, harus dicegah agar polemik tidak berkembang jauh. Apabila isu tersebut dibiarkan berkembang, bisa berisiko karena dimanipulasi untuk kepentingan elite politik tertentu dan pihak asing yang tak ingin Indonesia maju,” ujarnya.
Fauka pun mengingatkan bahwa Prabowo-Gibran merupakan pasangan yang dipilih langsung oleh rakyat. Mengungkit isu pemakzulan justru membawa Indonesia mundur ke era Orde Baru.
“Kalau zaman Orde Baru bisa kita dengan mudah bicara isu pemakzulan. Tapi kalau sekarang bicara pemakzulan, nanti dianggap mau mengembalikan Indonesia ke Orde Baru. Berisiko kan?” tambahnya.
Ia menegaskan konteks saat ini sudah berbeda. Pemilu telah memberi mandat langsung dari rakyat, bukan seperti masa lalu yang bergantung pada keputusan MPR.
“Jadi tidak ada Pak Prabowo takut dengan ancaman terselubung. Apalagi Pak Prabowo memiliki Timsus bertugas memberikan informasi terkini terkait situasi Indonesia,” tegasnya. (*)