Jangan Sebut Namanya: Kisah Bangsi, Makhluk Gaib Paling Ditakuti Suku Dayak

oleh -43 Dilihat
bangsi

KabarBaik.co- Di jantung hutan Kalimantan, di antara rimbun pohon yang jarang tersentuh manusia, orang-orang Dayak tua menyebut satu nama yang tak boleh dilafalkan sembarangan: Bangsi. Makhluk ini bukan hantu biasa ia penyamar, penggoda, dan penyesat jiwa yang tersesat di belantara.

Asal Usul Bangsi

Menurut cerita turun-temurun dari suku Dayak Ngaju, Bangsi dulunya adalah manusia—seorang dukun tamak yang berkhianat pada adat leluhur demi ilmu hitam. Ia mencuri pusaka sakti dari gua keramat dan menggunakannya untuk mengubah bentuk tubuhnya, memikat roh alam, dan menciptakan bayangan palsu.

Namun karma datang cepat di tanah Kalimantan. Ia dikutuk oleh roh penunggu hutan untuk hidup abadi, tapi tidak sebagai manusia melainkan sebagai makhluk penjelmaan. Sejak saat itu, Bangsi tak lagi punya bentuk tetap.

Penampakan dan Tipuannya

Bangsi bisa menyaru menjadi apa saja orang tua yang meminta tolong, anak kecil yang menangis di jalan setapak, bahkan suara saudara sendiri yang memanggil dari tengah kabut. Tapi ada satu ciri yang tak pernah bisa disembunyikannya: matanya yang selalu gelap dan kosong. Korban yang terpanggil biasanya akan tersesat berhari-hari, lupa arah, lupa waktu, hingga tubuhnya ditemukan lemah atau tidak ditemukan sama sekali.

Waktu Bangsi Berkeliaran

Bangsi dipercaya paling aktif menjelang senja sampai tengah malam. Ia memanfaatkan peralihan cahaya—saat mata manusia mudah tertipu. Kabut yang turun mendadak dan suara jangkrik yang tiba-tiba hilang sering dianggap sebagai pertanda ia sedang mendekat.

Beberapa warga percaya, Bangsi tak hanya menyesatkan tubuh, tapi juga pikiran. Orang yang kembali dari gangguannya sering bicara sendiri, takut pada bayangannya, atau tidak ingat siapa dirinya.

Cara Menghindari Bangsi

Untuk menghindari Bangsi, orang Dayak punya ritual khusus: membawa daun sirih dan batu hitam dari sungai keramat. Mereka juga menaburkan beras kuning dan bunga kantil di persimpangan jalan setapak sebagai tanda bahwa mereka menghormati penunggu hutan.

Yang paling penting, jangan pernah menyebut nama Bangsi di dalam hutan. Jika terpaksa, panggil ia dengan sebutan Si Penunggu atau yang menyamarkan diri.

Bangsi dalam Zaman Modern

Meski zaman terus berubah dan hutan makin menyempit, mitos tentang Bangsi tetap hidup. Bahkan beberapa pekerja tambang dan peneliti yang masuk hutan Kalimantan pernah melaporkan pengalaman aneh: suara radio yang berubah menjadi bisikan, atau pemandu yang tiba-tiba menghilang setelah mengejar suara tawa anak kecil.

Di Kalimantan, hantu bukan hanya cerita mereka bagian dari tanah, dari pohon, dari kabut. Dan Bangsi? Ia tak pernah benar-benar pergi.

Ia hanya menunggu.
Saat jalanmu tersesat.
Dan jiwamu mulai ragu.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Rizqi Hidayah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.