Jawa Timur Kunci Pertumbuhan Kuat 5,22 Persen, BI Siap Redam Gejolak Harga Nataru

oleh -85 Dilihat
IMG 20251120 WA0003
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Ibrahim saat pemaparan.

KabarBaik.co – Daya tahan perekonomian Jawa Timur terbukti solid di tengah dinamika global. Namun, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Jawa Timur menegaskan bahwa kekuatan ini hanya dapat dipertahankan melalui sinergisitas dan kolaborasi lintas sektor, terutama dalam menghadapi potensi lonjakan inflasi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Penegasan pentingnya gotong royong ekonomi ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Ibrahim, dalam Media Briefing Triwulan IV Tahun 2025 di Surabaya. Acara tersebut secara tegas mengusung tema sentral: menjaga stabilitas, mengakselerasi pertumbuhan, dan mendorong pemerataan pembangunan di tengah momentum penguatan ekonomi kerakyatan.

​Ibrahim memaparkan, kinerja perekonomian Jawa Timur pada Triwulan III 2025 tetap menunjukkan momentum yang tangguh. Angka pertumbuhan tercatat sebesar 5,22 persen (yoy), sebuah capaian yang relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya (5,23 persen yoy).

“Data ini seolah menjadi penegasan bahwa mesin ekonomi Jatim bekerja optimal. Dari sisi permintaan, pendorong utama adalah meningkatnya konsumsi rumah tangga—cerminan daya beli masyarakat yang terjaga—dan investasi,” Jelasnya, Kamis (20/11).

Sementara dari sisi penawaran, akselerasi datang dari sektor vital seperti konstruksi dan pertanian, diikuti pertumbuhan signifikan dari sektor jasa pendidikan serta informasi-komunikasi. Kondisi Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) dan kinerja Sistem Pembayaran juga dilaporkan sangat kondusif, menjadi modal berharga bagi daerah.

​Meski pertumbuhan ekonomi meyakinkan, Ibrahim mewanti-wanti ancaman tersembunyi, yakni potensi tekanan inflasi jelang akhir tahun. Pada Oktober 2025, inflasi Jawa Timur tercatat 2,69 persen (yoy), masih berada dalam target nasional 2,5 ± 1 persen.

Namun, beberapa komoditas telah teridentifikasi menjadi pemicu, di antaranya adalah kenaikan harga emas perhiasan serta bahan pangan strategis seperti beras, daging dan telur ayam ras, hingga bawang merah. Berdasarkan analisis pola musiman, komoditas pangan dan tarif angkutan udara secara historis kerap memicu inflasi tinggi menjelang perayaan Nataru. Kondisi ini memerlukan perhatian serius dan langkah antisipasi yang terukur.

​Untuk mengunci stabilitas harga dan memastikan momentum pertumbuhan tetap berjalan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kantor Perwakilan BI Jatim akan menggelar Rapat Tingkat Tinggi (High Level Meeting/HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) pada 25 November 2025 di Surabaya.

Menariknya, HLM ini akan menggabungkan kekuatan tiga tim strategis sekaligus: TPID, Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), dan Tim Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah (TP2ED).

Mengangkat tema Sinergi Memperkuat Ketahanan Pangan, Menjaga Stabilisasi Harga, dan Mempercepat Digitalisasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan dan Berdaya Tahan, kolaborasi ini menunjukkan komitmen bulat antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan Bank Indonesia.

“Sinergisitas seluruh elemen sangat penting, baik pemerintah daerah, Bank Indonesia, maupun pelaku usaha, agar ekonomi Jawa Timur terus tumbuh kuat, inklusif, dan berdaya saing,” tutup Ibrahim.

Dengan kolaborasi ini, BI berharap Jawa Timur mampu menjaga laju pertumbuhan sekaligus menahan tekanan harga yang berpotensi memanas di penghujung tahun.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.