kabarbaik.co – Kabar baik datang untuk warga di bantaran Kali Plalangan, khususnya di Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Pemerintah berencana membangun tanggul permanen untuk mengantisipasi tanggul jebol dan banjir.
Awal Februari 2024, beberapa titik tanggul Kali Plalangan jebol akibat curah hujan tinggi di wilayah Lamongan. Kini direncanakan dibangun tanggul permanen. Kepastian itu disampaikan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Maryadi Utama.
Maryadi Utama menjelaskan, pembangunan tanggul permanen tersebut untuk mengantisipasi tidak terulangnya kejadian serupa. Rencana pembangunan tersebut diantaranya Desa Plosowahyu Kecamatan Lamongan, Desa Tambakploso, Desa Bambang dan Desa Pomahanjanggan di Kecamatan Turi.
“Penanganan banjir Sungai Plalangan di Kabupaten Lamongan sudah dilakukan. Dua titik tanggul yang jebol sudah ditutup dengan mengerahkan alat berat kami (BBWS Bengawan Solo). Tanggul darurat juga sudah dibuat untuk mengatasi banjir. Kami juga langsung berkoordinasi dengan Pemda dalam penanganannya,” tutur Maryadi.
Saat ini, rencana tersebut dalam tahap koordinasi antara BBWS Bengawan Solo serta Pemkab Lamongan untuk menentukan wilayah kewenangan serta besaran anggaran yang akan dikeluarkan.
Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyebut, sebelumnya Pemerintah Daerah telah melakukan penanganan kedaruratan dan penguatan tanggul yang jebol akibat debit air yang tinggi.
“Kami, BPBD Lamongan, PU SDA, dan dinas-dinas terkait telah melakukan penanganan kedaruratan tanggul jebol akibat curah hujan tinggi yang terjadi pada malam sebelumnya, di tiga titik wilayah Kecamatan Turi,” ucap Pak Yes sapaan akrab Bupati Lamongan.
Penanganan darurat tersebut mengerahkan alat berat untuk pengerukan dan pemadatan tanggul dengan material batu gunung (pedel), serta pemasangan bambu di bibir tanggul.
Tidak hanya itu, dalam agenda kunjungan Kepala BBWS Bengawan Solo di Lamongan, juga dilakukan pembahasan penanganan banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Semarmendem akibat back water dari Bengawan Solo yang berdampak di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Kedungpring dan Kecamatan Modo meliputi 8 desa dengan luas lahan pertanian yang terdampak 135 Ha.
Serta, penanganan banjir di Bengawan Jero, utamanya perbaikan pintu air di Sluis Kuro yang mengalami kebocoran sehingga mengurangi efektifitas operasional pompa banjir.