Jejak Aroma Leluhur: Bisikan Gaib di Balik Wangi Bunga yang Tiba-Tiba

oleh -175 Dilihat
aroma

KabarBaik.co- Di balik kemajuan zaman dan gemerlap kota, aroma tradisi dan kepercayaan masih kuat terpatri, terutama di desa-desa yang bersetia pada kearifan leluhur. Di sanalah dunia nyata dan dunia gaib berjalan berdampingan, dan batas antara keduanya kadang setipis kabut dini hari.

Salah satu pertanda paling misterius dalam kisah-kisah rakyat adalah aroma bunga yang muncul tiba-tiba sering di waktu dan tempat yang tak terduga. Bukan dari taman, bukan dari dupa, tapi dari entah mana. Dan setiap aroma itu hadir, ada rasa dingin yang ikut mengalir perlahan namun tajam.

Kabut Turun, Wangi Melati Ikut Hadir

Pagi itu, kabut turun pekat di Desa Tunggulwulung, dataran tinggi yang dikelilingi hutan bambu. Warga terbiasa dengan hawa dingin, tapi tidak dengan wangi yang menyusup lembut di antara sela-sela embun melati bercampur bunga kantil, menyelinap dari arah hutan yang katanya keramat.

Tak ada peziarah pagi itu. Tak ada angin juga. Tapi bau bunga sangat kuat. Terlalu kuat untuk hanya disebut alami.

Jangan Diikuti, Jangan Disebut

Warga sekitar sudah hapal aturan tak tertulis: jika mencium wangi bunga di tempat sepi, jangan langsung menoleh atau menyebut-nyebut. Ada kemungkinan itu jalur para leluhur dan ikut mencampuri bisa berarti mengundang diri dalam urusan mereka.

Kisah seorang pemuda bernama Yono menjadi pengingat. Dalam perjalanan pulang larut malam, ia mencium wangi bunga yang sangat menyengat. Penasaran, ia mencari-cari sumbernya, bahkan menyalakan senter ke semak-semak. Tak lama kemudian, ia menghilang selama tiga hari. Ketika ditemukan, tubuhnya lemas dan ia terus bergumam dalam bahasa yang tak dikenal.

Aroma Peringatan, atau Aroma Penjemput?

Tak semua wangi bunga bermakna negatif. Dalam budaya Kejawen, banyak yang percaya bahwa bau harum bunga bisa menjadi tanda bahwa seseorang akan mendapatkan pencerahan—atau bahkan pertanda bahwa seseorang yang sudah sepuh akan segera  berpulang dalam tenang.

Namun tetap saja, bila aroma datang tiba-tiba terutama saat tidak ada bunga, tidak ada upacara, tidak ada yang wajar lebih baik diam sejenak. Dengarkan. Rasakan. Dan kalau perlu, bacalah doa dalam hati.

Jejak Tak Kasat Mata

Dalam kepercayaan leluhur, aroma bukan sekadar bau. Ia bisa jadi penanda kehadiran, jalan yang dibuka, atau bahkan peringatan agar manusia lebih peka terhadap keberadaan yang lain. Dunia ini memang luas, tapi tidak pernah sepi. Selalu ada yang mengamati, menemani, dan kadang menyapa dalam bentuk wangi yang tiba-tiba hadir dan tiba-tiba pula menghilang.

Dan saat kabut turun, udara membeku, serta aroma bunga menyeruak dari kehampaan mungkin itu bukan hanya angin yang lewat. Mungkin itu bagian dari dunia yang tak terlihat sedang membuka pintunya, sebentar saja.

Ketika Dunia Tak Terlihat Menyapa

Di antara logika dan keyakinan, terkadang ada momen yang tak butuh penjelasan, hanya butuh pemahaman bahwa hidup tak selalu berjalan di jalur yang kasat mata. Aroma bunga yang datang tanpa sebab, di tengah kabut yang menutup pandangan, bukan sekadar kejadian. Ia bisa jadi pesan, bisa jadi panggilan, atau sekadar bisikan agar kita tak lupa: dunia ini lebih luas dari yang bisa dilihat, dan kadang, yang tak terlihat justru lebih nyata.

Jika suatu hari kau mencium wangi melati di tengah kesunyian, jangan buru-buru mencari sumbernya. Cukup pejamkan mata, ucapkan doa, dan biarkan hatimu yang mendengarkan. Sebab mungkin, di balik kabut itu, ada leluhur yang sedang lewat atau sebuah jejak lama yang baru saja bangkit kembali.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhammad Rizqi Hidayah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.